Penyebab Bocor di Islamic Center Penajam Terungkap

Jumat 24-09-2021,20:43 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

PPU, nomorsatukaltim.com - Penyebab kebocoran pada langit-langit Masjid Agung Al-Ikhlas Penajam Paser Utara (PPU) atau Islamic Center Penajam akhirnya terungkap. Bukan karena kebocoran atap Islamic Center Penajam, namun karena saluran pembuangan AC yang bocor. Hal itu diketahui dari hasil pemeriksaan sementara tim kontraktor dan konsultan yang ditunjuk Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) PPU. Mereka langsung bekerja pasca video air yang tumpah dari bagian atap masjid Islamic Center Penajam itu viral, Jumat (17/9/2021) lalu. Baca juga: Duh, Islamic Center Penajam Berkali-kali Bocor "Langsung tim turun untuk memastikan kebocoran itu dari mana. Agar hasilnya tersebut akan langsung ditindaklanjuti dengan perbaikan. Akan dilakukan oleh kontraktor," kata Kepala Bidang Cipta Karya di Dinas PUPR PPU, Ricci Firmansyah kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN), Jumat, (24/9/2021). Pengecekan hingga kini masih dilakukan. Menginventarisasi penyebab sebenarnya dari bocornya air itu. Adapun diketahui bahwa penyebabnya bukan karena atap yang bocor. Lalu menyebabkan air hujan masuk. "Untuk yang air bocor sebelumnya, ternyata itu memang dari saluran pipa air AC central masjid. Jadi bukan karena atap bocor. Cuma kebetulan, pada saat kejadian itu hujan," ucapnya. Baca juga: Perbaikan Masjid Islamic Center Habiskan Rp 400 Juta Kebetulan itulah yang menguatkan dugaan penyebab karena air hujan. Namun, ia tak mau cepat-cepat menyimpulkan sebelum pemeriksaan tim usai dilakukan. Pengecekan sendiri dilakukan secara menyeluruh, agar kejadian serupa tidak terulang. Islamic Center Penajam ini baru selesai direnovasi. Menelan anggaran sekira Rp 11,7 miliar. Hal itulah yang membuat kejadian ini hangat diperbincangkan. Terkait hal itu, Ricci menjelaskan proyek pada 2020 lalu itu fokus terhadap renovasi interior. Meski begitu, penanganan bagian atap masih masuk dalam pengerjaan. "Kami juga melakukan pekerjaan pembuatan saluran air di bagian atas atau dak. Untuk mengamankan saluran air yang sebelumnya. Untuk mengamankan interior yang baru kita pasang," ungkapnya. Baca juga: Akan Lebih Tinggi dari Monas, Proyek Penajam Tower Mulai Digarap Pasalnya, sambung Ricci, saluran air di sisi luar bangunan itu ideal. Maka dari itu kejadian bocor ini sempat terjadi berulang kali sebelumnya. Namun setelah rampungnya proyek kemarin, hal itu dipastikan tidak terjadi lagi. "Makanya kita sempat kaget. Kan sudah diperbaiki. Karena saluran yang lama itu tidak ada, jadi saat hujan, air itu sempat masuk ke bagian dalam. Kalau tidak dibuat, maka interior baru itu rusak," imbuh Ricci. Lebih lanjut, Ricci membeberkan adanya hasil pemeriksaan baru, yaitu atap yang penyok. Kalau dari yang terlihat, bisa diindikasikan perbuatan yang disengaja. Pun, belum diketahui bukti inilah yang menjadi penyebab kebocoran. "Kalau itu benar dirusak oleh pihak yang tak bertanggung jawab, karena ini aset pemkab, maka akan ditindaklanjuti oleh Pemkab. Jika benar ada kesengajaan, sabotase, maka akan ada sanksi," tegasnya. Baca juga: Kabupaten Penajam Segera Merealisasikan Empat Megaproyek Sambut IKN Pekerja Proyek Belum Dibayar Satu sisi, penyedia tenaga kerja untuk kontraktor pelaksana proyek perbaikan interior Masjid Agung Al Ikhlas PPU mengaku belum mendapatkan haknya. Yaitu dalam hal pelunasan upah pekerja bangunan. Padahal pekerjaan telah lama rampung 100 persen. "Pekerjaan sudah selesai, tapi hak sejumlah pekerja bangunan pada proyek perbaikan interior Masjid Agung belum dibayarkan," ujar Pandu, koordinator penyedia jasa. Ia menyebutkan ada 15 pekerja bangunan yang ia datangkan. Pekerja itu mulai dilakukan pada awal pendemi COVID-19. Mulanya pembayaran untuk para pekerja masih lancar. Tapi saat pengerjaan pada kubah masjid, pembayaran upah pekerja mulai tersendat. Baca juga: Jalan Rusak di Kutim Sepanjang Sangatta ke Penajam "Masih ada sekitar Rp60 atau Rp80 juta yang belum dibayarkan. Kami sudah ajukan pembayaran, tapi hanya dijanji terus sama kontraktor dan sampai sekarang tidak ada kabarnya," tambahnya. Pandi berharap kontraktor pelaksana proyek, PT Bumi Lasinrang dapat segera melunasi upah pekerja bangunan. Pasalnya, ia terkini yang menjadi sasaran. Dituntut pertanggungjawaban para pekerja tadi. Malahan, ia sempat berutang untuk menutupi sementara sebagain upah pekerja itu. Terkait hal ini, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR, Ricci menegaskan ia tidak mengetahui urusan tersebut. Karena itu terlepas dari tanggung jawab pemerintah. "Untuk proyek itu, kita sudah lakukan pembayaran seratus persen. Dari pemerintah daerah ke pihak kontraktor, pada 2020." "Kalau ada yang mengaku bekum dibayar, maka itu bukan tanggung jawab PU. Tapi bisa saja dengan kontraktor," ujarnya. (rsy/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait