Yusan: Unmul Harus Setara UI Agar Bersaing untuk IKN Baru

Jumat 10-09-2021,17:31 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Seperti pengolahan energi terbarukan dari kelapa sawit, pengolahan produk turunan yang ramah lingkungan dari batu bara. Atau hal lain di bidang agraria, perikanan dan kelautan, serta kehutanan.

“Tidak perlu semua jurusan, ambil saja beberapa untuk dikuatkan lagi,” usulnya.

Tak hanya terfokus di bidang eksakta saja. Di jurusan sosial pun sangat mungkin untuk dikembangkan. Hukum dan Fisipol (Ilmu Politik) misalnya. Jebolan dari jurusan ini bahkan bisa langsung mengambil pos-pos di pemerintahan. Baik di eksekutif maupun legislatif.

Pria lulusan Technical University of Dortmund, Jerman itu mencontohkan, Unmul setidaknya bisa meniru Universitas Gajah Mada (UGM) yang sudah memiliki jurusan internasional. Bukan konsentrasi ajarnya, namun jurusan yang sama, semisal Fakultas Hukum, dibagi menjadi dua. Satu bertipe konvensional, satu lagi diajarkan menggunakan bahasa Inggris.

Bukan untuk gaya-gayaan. Namun itu adalah langkah awal UGM bekerja sama dengan universitas top asal Eropa dan Amerika. Untuk di semester tertentu, dalam setahun, mahasiswanya akan ditransfer ke universitas luar. Berkuliah dengan standar kurikulum sana.

“Mahasiswanya tetap di Indonesia. Hanya mengikuti perkuliahan secara daring. Namun mengikuti standar kampus luar sampai ke tugas-tugasnya,” tutur Yusan yang anaknya sendiri mengikuti kelas hukum dari salah satu  universitas di Eropa dari Yogyakarta (mahasiswa UGM).

Strategi semacam itu, selain dapat mengangkat grade Universitas Mulawarman. Secara biaya pun jadi lebih murah. Karena tidak perlu mengirim mahasiswa ke luar negeri, mendatangkan dosen luar negeri, atau pun membangun laboratorium bertaraf internasional. Terlepas Unmul kini sudah memili beberapa bangunan lab mutakhir.

“Unmul ini kurang apa lagi? Lengkap sudah. Tapi memang harus kita akui secara umum pendidikan kita berada di bawah Jakarta. Nah, momentum IKN ini harus menjadi alasan mengapa pendidikan kita harus jauh ditingkatkan lagi (oleh pemerintah),” ujarnya.

Pun apabila memang diharuskan membuat kampus baru, Yusan berharap bahwa kampus itu adalah untuk Unmul. Sehingga apabila tidak bisa menjadikan Samarinda sebagai pusat pendidikan negara yang baru. Tetap Unmul yang mengambil alih kampus baru tersebut. Dengan tetap mempertahankan kampus yang ada di 4 titik di Samarinda saat ini.

Pada akhirnya, Yusan mengungkapkan jika benar ingin mewujudkan SDM yang siap bersaing. Jangan hanya berhenti di ujung bibir saja. Harus ada implementasinya langsung. Terlebih soal pendidikan yang menjadi gerbong tercetaknya SDM berkualitas. Pemerintah bersama insan pendidikan (negeri dan swasta) harus memiliki frekuensi yang sama. Dalam hal peningkatan kualitas pendidikan di Kaltim. Sekali lagi, tidak bisa tidak. AVA

Tags :
Kategori :

Terkait