Bupati Paser Beri Sinyal Kabid Gakum Satgas COVID-19 ‘Dimundurkan’

Selasa 31-08-2021,08:48 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

PASER, nomorsatukaltim.com – Isu pengunduran diri Kepala Bagian Pengamanan dan Penegakan Hukum Satgas COVID-19 Kabupaten Paser, Heriansyah Idris, menimbulkan teka-teki. Kemarin, Bupati Paser, Fahmi Fadli tak menjawab secara gamblang soal ‘surat pamit’ bawahannya itu.

"Apapun itu (dicopot atau mengundurkan diri), pokoknya bukan Kepala Satpol PP lagi," tegas Fahmi Fadli, usai pelaksanaan Paripurna di DPRD Paser, Senin (30/8) sore. Fahmi memastikan, Heriansyah Idris tak lagi menjabat sebagai Kepala Satpol PP, paska kasus kekerasan yang dilakukan anak buahnya dalam operasi penegakan prokes. Kepala daerah berlatar belakang dokter itu menyatakan, perkara kekerasan itu sudah selesai dengan adanya kesepakatan damai antara pelaku dan korban. "Alhamdulillah bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan damai," sambung Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Paser itu. Meski telah berdamai dan tak sampai pada ranah hukum, sanksi tetap diberikan kepada oknum pelaku penganiayaan. Untuk menentukan jenis sanksi yang akan diberikan, Pemkab Paser telah membentuk tim pelanggaran disiplin. "Sanksi pada oknum tersebut pasti ada. Salah satunya pencopotan Pak Heriansyah sebagai Kepala Satpol PP," sebut Fahmi. Dalam setiap operasi yustisi yang dilaksanakan, personel Satgas Penanganan COVID-19 harus humanis. Bukan disertai dengan kekerasan. "Selaku ketua Satgas COVID-19, tentunya tidak pernah mengarahkan atau menyarankan pada saat operasi yustisi melakukan kekerasan, itu tidak ada," katanya. Fahmi menyebut pengganti Heriansyah Idris akan dilantik pada 3 September 2021. Heriansyah Idris yang sudah menjabat lebih daru 4 tahun mengaku memiliki beban moral atas kekerasan yang dilakukan anggotanya. Bekas Asisten Administrasi Umum itu mengaku turut bertanggung jawab. “Kejadian kemarin tidak bisa kita hindari dan ini terjadi secara spontanitas. Maka saya selaku Kasatpol PP Paser harus bertanggung jawab secara moral, maka saya memutuskan untuk mundur.” Menurut Idris selama lebih empat tahun telah berusaha membangkitkan semangat kerja, disiplin tinggi agar Pol PP bisa “Bangun dari tidurnya selama ini”. “Sehingga kita bisa mempunyai pengaruh, wibawa dan tidak dipandang sebelah mata, baik sesama OPD di Jajaran Pemkab Paser maupun masyarakat,” tulis Idris. Ia menyebut penganiayaan itu tidak bisa dihindari lagi. “Ini sudah garisan yang harus saya jalani”. Heriansyah berharap perbedaan pendapat dan adanya miss harmonisasi organisasi sebagai hal biasa. “Karena dengan perbedaan itu menjadikan Pol PP berkembang dinamis dan tumbuh dewasa untuk memberikan yang terbaik sesuai tugas dan fungsinya bagi masyarakat kabupaten paser,” kata Idris lagi. *ASA/YOS
Tags :
Kategori :

Terkait