Duplikasi Morowali ke Kaltara

Jumat 25-10-2019,11:26 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie berbincang dengan Presiden RI Joko Widodo pada salah satu kegiatan, beberapa waktu lalu. Presiden memandatkan Menko Bidang Kemaritiman untuk mengembangkan kawasan industri, teramsuk di Kaltara. (dok/humas) JAKARTA, DISWAY - Percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Kaltara terus dilakukan. Bahkan pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan telah menawarkannya ke investor Amerika Serikat (AS). Menurut Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan atau memandatkan kepada Luhut untuk menduplikasi kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah ke Kaltara. Salah satunya dengan berfungsinya PLTA Kayan. Sebab listrik yang dihasilkan akan menyuplai Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. "Tak itu saja, listrik PLTA Kayan akan terdistribusikan di Kota Baru Mandiri (KBM) Tanjung Selor. Juga siap menyuplai listrik bagi ibukota negara (IKN) baru di Kaltim, bahkan bisa diekspor ke negara tetangga, di Sabah dan Serawak, Malaysia,” paparnya. Irianto mengatakan, sesuai pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (24/10), ia telah melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Selasa (22/10) lalu. Dalam pertemuan tersebut, Menko Maritim dimandatkan untuk menduplikasi keberhasilan pembangunan industri terintegrasi di Morowali dan daerah lainnya. “Menko Maritim menyampaikan bahwa presiden berkeinginan agar PLTA Kayan (tahap I) dapat selesai dalam 5 tahun ini,” katanya. Untuk menopang upaya tersebut, Kemenko Maritim pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 dikucuri anggaran sekitar Rp 350,79 miliar. “Kalau dilihat dari neraca APBN, maka terjadi kenaikan anggaran Kemenko Maritim untuk bidang pengelolaan kemaritiman dan investasi sebesar Rp 79,25 miliar dari SPA yang diusulkan pada 22 Juli 2019, sekitar Rp 271,54 miliar,” jelas Irianto, seperti dirilis Humas Pemprov Kaltara. Gubernur juga memaparkan perkembangan pembangunan PLTA Kayan yang terletak di Kecamatan Peso, Bulungan ini. Dituturkan, PLTA ini dalam proses persiapan untuk memulai pembangunan kontruksi bendungan tahap I dari 5 bendungan yang direncanakan. PLTA Kayan I (bendungan pertama) diproyeksikan berkapasitas 900 Megawatt. Proyeksi secara keseluruhan dari 5 bendungan di PLTA Kayan akan menghasilkan listrik 9000 Megawatt. “Sesuai informasi dari PT Kayan Hidro Energy (KHE) selaku pemrakarsa, pembangunan kontruksi bendungan akan dimulai awal 2020. Sementara juga sudah dimulai persiapan mobilisasi alat dan material,” katanya. Terkait masalah lahan, sesuai informasi dari Pemkab Bulungan yang memiliki kewenangan, kata Irianto, dari lahan seluas 225,71 hektare yang dibutuhkan, 70 persennya sudah dibebaskan. Sementara sisanya dalam proses. Kemudian masalah izin, hanya tinggal satu izin, yakni keamanan bendungan yang sementara dalam proses di Kementerian-PUPR. Pembangunan PLTA Kayan yang akan dilaksanakan PT Kayan Hydro Energy (PT KHE), proses perizinannya baru dimulai 2009, atau saat Provinsi Kaltara masih menjadi bagian dari Kaltim. Dalam progresnya, PT KHE telah melakukan survei, studi kelayakan, studi lingkungan dan secara konsisten terus berusaha menyelesaikan berbagai perizinan yang dipersyaratkan. Sekadar gambaran, Kawasan Industri Morowali telah menyerap investasi sekitar US$6 miliar lebih. Ada beberapa perusahaan yang berada di kawasan itu, terutama industri berbasis nikel. Ada 32.000 tenaga kerja di kawasan ini, 3.000 di antaranya pekerja asing. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait