Godaan Oksigen

Kamis 12-08-2021,06:37 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Secara ekonomi jalur-jalur godaan itu bisa menambah keekonomian tol yang masih sunyi. Saya sudah menjelajah semua jalur yang saya sebut di atas. Waktu itu. Dengan penuh dendam: kapan potensi Sumatera itu bisa benar-benar jadi sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Begitu besar proyek tersebut. Begitu tinggi ambisi itu. Untuk menyelesaikan semua itu, kelihatannya memang tidak cukup dua periode kepresidenan. Dengan atau tanpa Covid-19.

Meski begitu, Presiden Jokowi akan tetap dikenang sebagai Bapak Tol Sumatera –satu wilayah yang menangnya di pemilu hanya tipis di situ.

Tentu nama Hutama Karya (HK) juga akan abadi di situ. HK-lah yang ditunjuk untuk membangun semua itu.
Kenapa HK?

Tinggal HK-lah BUMN infrastruktur yang masih 100 persen dimiliki negara. Selebihnya sudah berstatus perusahaan publik. Itu mirip dengan mengapa Inalum yang ditunjuk untuk menjadi leader pengambilalihan Freeport.

Dulu BUMN infrastruktur yang paling duafa adalah Waskita Karya. Nyaris bangkrut. Lalu, berhasil diselamatkan tanpa uang negara. Setelah itu, menjadi BUMN raksasa –dan kini Si Raksasa lagi sempoyongan. Asetnya sih sangat besar. Tapi, utangnya tidak kalah besar.

Di masa Waskita berjaya itu, HK masih tergolong duafa –meski tidak dalam posisi bahaya. Kini HK menjadi raksasa baru dengan proyek begitu masifnya.

Besar belum tentu enak. Dirut Hutama Karya –Ir Budi Harto–  harus berpikir keras: fokus menyelesaikan jalur utama Lampung–Aceh atau menyelesaikan godaan-godaan itu lebih dulu. Rasanya tidak mungkin dua-duanya. Saturasi Budi Harto kini tinggal 85. Kalau harus menyelesaikan dua-duanya, orang Sragen yang alumnus teknik sipil UNS Solo itu perlu tambahan tabung oksigen di sebelahnya. (*)

Sumber: disway.id

Tags :
Kategori :

Terkait