Pentingnya Kedai Kopi Konsisten Menjaga Rasa

Kamis 08-07-2021,22:04 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Sangatta, nomorsatukaltim.com - Kenyamanan fasilitas kedai kopi tak melulu jadi faktor utama penggemar kopi berkunjung. Salah satu yang terpenting adalah menjaga konsistensi rasa. Lalu, cuan akan datang dengan sendirinya.

Konsistensi rasa kopi menjadi patokan utama Deri Septiawan. Ia adalah seorang barista atau ahli penyeduh kopi di Sangatta, Kutai Timur. Deri masih percaya jika penikmat kopi bakal kepincut dengan rasa yang disajikan. "Kedai kopi itu memang tempat nongkrong, ngobrol dan berbagi cerita. Namun rasa juga merupakan faktor utama," ucap Deri. Pria asli Sangatta ini mengenal dunia kopi saat dirinya kuliah di Yogyakarta. Walaupun belum terjun langsung, di sana dirinya mengenal komunitas penyeduh kopi. Ia jadi tahu jenis biji kopi. Bisa membedakan kopi robusta dan arabika. "Masih sekadar bergaul saja. Namun dari situ saja paham dan mengenal berbagai pengetahuan mengenai kopi," ujarnya. Lulusan SMP Negeri 1 Sangatta Utara ini menceritakan, dirinya terlibat langsung menyeduh kopi saat di Samarinda. Teman sekolah saat SMP membuka kedai kopi tarik di Kota Tepian. Ia sesekali mencoba untuk menyeduh kopi di kedai rekannya itu. Hanya saja hal itu dilakukan ketika ia berada di Samarinda saja. Biasanya saat weekend. "Belajar sekalian membantu teman mengurus kedainya," kata Deri. Ia rutin bolak-balik Sangatta ke Samarinda demi belajar menyeduh kopi. Hampir 3 bulan lamanya pria berzodiak Libra ini menggali ilmu dan pengalaman. Akhirnya ia memutuskan untuk membuka kedai sendiri di Sangatta. Polder Sangatta jadi lokasi yang dirasa tepat. Berjalan kurang lebih satu tahun, ia harus pasrah usahanya tidak bisa berlanjut. "Saat itu awal-awal pandemi COVID-19 sekitar bulan Maret tahun lalu. Seluruh tempat keramaian harus tutup. Dan usaha saya tak bisa bertahan," bebernya. Namun ia tetap menjadi penyeduh kopi. Beberapa teman yang masih percaya dengan keahliannya mengajak bekerja di kedai yang masih bisa bertahan. Termasuk hingga saat ini, ia masih bertahan dengan profesi itu. Dari pengalaman yang ia dapatkan. Baik semasa belajar menyeduh, membuka kedai sendiri hingga ikut bekerja. Ia menilai jika konsistensi rasa merupakan faktor utama pengunjung hadir. Menurut lulusan SMK 2 Samarinda ini, mempertahankan rasa dalam kopi yang disajikan memang tak mudah. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menyeduh. Bahkan besar api kompor pun memiliki pengaruh dalam rasa kopi. "Belum lagi melihat takaran kopi. Karena berbeda-beda. Yang dicampur susu, kremer, pesanan dingin dan panas. Semuanya punya takaran berbeda," tuturnya. Semua itu juga tak didapat dalam satu malam. Hasil ngulik dan mencoba hal baru terus dilakukan. Bahkan hampir dua tahun ini ia bergelut di dunia kopi, masih banyak hal yang perlu dirinya kembangkan. Bagi Deri, berbicara tentang kopi tidak hanya berbicara tentang uang. Bagi seorang barista sepertinya, secangkir kopi yang dianggap sangat enak dan bisa dinikmati pelanggan merupakan kepuasan tersendiri. Pemuda 24 tahun ini juga menilai, kini kualitas kopi dalam negeri mampu bersaing dengan kelas dunia. Banyaknya varian dari masing-masing daerah yang cukup berkarakter dan memiliki ciri khas sendiri. Bahkan hanya dapat ditemukan di tempat tersebut. Kekayaan rasa dan karakter itu yang membuat pencinta kopi akan datang dengan sendirinya. Bahkan tak jarang Deri berbagi ilmu atau hanya sekadar bercerita dengan pelanggan terkait kopi buatannya. Ia tetap ramah dan terbuka bila diajak berdiskusi tentang dunia kopi oleh pelanggan. Hal ini menurutnya jadi faktor lain yang membuat pelanggan mau datang. "Bagi saya yang benar-benar dinamakan kedai kopi adalah bagaimana menciptakan suasana yang nyaman.  Tidak seperti kafe yang mengandalkan tempat dan view yang bagus. Selain soal cita rasa dan kualitas di setiap sajian ya," tutupnya. BCT/ENY
Tags :
Kategori :

Terkait