Sulaiman: Bangun Pariwisata Kutai Timur dari Budaya
Selasa 08-06-2021,13:30 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono
Kutai Timur, nomorsatukaltim.com - Dunia pariwisata jadi sektor yang memiliki potensi besar. Bahkan bisa jadi penopang ekonomi suatu daerah. Termasuk pariwisata Kutai Timur. Namun yang harus dibangun terlebih dahulu adalah kultur pariwisatanya. Budaya pariwisata. Seperti apakah itu?
Sulaiman, akrab disapa Leman adalah pria yang memiliki hobi traveling. Mulai destinasi wisata dalam negeri hingga benua biru Eropa sudah ia jajal. Kepulauan Raja Ampat di Papua, Labuan Bajo hingga Turki dan Belanda dirinya sambangi.
Hobi jalan-jalan ini yang mendorong dirinya membuat sebuah destinasi wisata. Bahkan jadi sebagian kecil pengelola kawasan wisata swasta di Kutai Timur (Kutim). Turki jadi negara yang menginspirasi dirinya. Ia kagum dengan kultur pariwisata di negara yang dipimpin Erdogan itu.
Bukan hanya Istanbul, kota-kota lain pun sama ramahnya terhadap turis. Hal ini yang mendorong dirinya ingin mencontoh Turki. Menurut pria kelahiran Balikpapan ini, kultur pariwisata di negara dua benua itu sangat layak dicontoh. “Pelayanan, kesiapan agen perjalanan hingga pusat informasi kota tersedia lengkap,” ucap Leman.
Kerja sama sektor pariwisata dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga ia acungi jempol. Dengan menyiapkan lokasi terpusat, setiap rombongan agen perjalanan diwajibkan singgah.
Dan itu berlaku untuk semua pusat UMKM di kota manapun. “Para pedagang juga ramah. Bahkan bersedia memberi kesempatan bagi turis mencoba apa yang dikerjakan pedagang,” kata lulusan SMK Negeri 1 Balikpapan ini.
Kawasan yang disiapkan untuk menjadi pusat UMKM pun cukup luas dan representatif. Sehingga parkir kendaraan cukup lapang. Begitu juga dengan fasilitas lain, seperti toilet umum, tempat ibadah dan wadah bersantai.
Kultur pariwisata seperti ini pula yang ia ingin ciptakan di Kutim. Tak muluk-muluk, ia akan mencoba dari destinasi wisata yang ia bangun sendiri. Sangkima Beach akan disiapkan untuk memanjakan para pengunjung.
“Mulai antar jemput, tempat menginap, hingga camping ground sudah direncanakan. Juga ada lokasi snorkeling dan diving. Hingga tempat memancing,” bebernya.
Suami Ihdal Yusnayaini ini memang membangun beberapa bisnis lokasi rekreasi. Kebanyakan berada di Kutim. Semua gara-gara Turki, hingga akhirnya ia berusaha keras mengubah lahannya menjadi destinasi wisata.
“Kebetulan kami punya banyak lahan di Kutim. Mulai dari Sangkima, Teluk Kaba hingga di Teluk Pandan. Dan Turki benar-benar menginspirasi kami,” tutur ayah 3 anak ini.
Selanjutnya, tugas berat lain adalah membangun kultur di masyarakat. Memunculkan sikap ramah dan bersahabat terhadap pendatang dianggapnya penting. Untuk itu ia perlu bantuan pemerintah.
Namun langkah itu sedikit dipermudah. Karena kini ia terpilih menjadi Ketua DPC Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Kutim.
Karena dengan begitu, Leman bisa membuka komunikasi dengan pemerintah. Dapat memberikan masukan terkait pembangunan pariwisata di Kutim. Salah satunya adalah membangun kultur pariwisata tersebut.
“Karena kultur seperti itu bisa terbangun dengan bantuan pemerintah. Jika tegas dan jelas arahnya saya yakin bisa,” katanya.
Namun sebelum menuju ke sana, dirinya akan fokus dulu melebarkan sayap PUTRI Kutim. Organisasi yang dipimpinnya akan fokus menginventarisir destinasi wisata rekreasi di Kutim. Khususnya yang dikelola oleh swasta murni.
“Karena masih sedikit. Kebanyakan masih dikelola pemerintah atau desa. Apalagi saya baru terpilih April kemarin,” ujarnya.
Kemudian untuk selanjutnya akan merangkul pengelola kawasan rekreasi tersebut. Tujuannya agar dapat berkembang bersama. Otomatis nantinya, kawasan wisata yang ada di Kutim terbangun dengan baik dan profesional.
“Sejauh ini ada Bukit Hijau di Desa Kandolo, Wisata Kebun di Teluk Pandan dan Taman Kelinci. Kami akan inventarisir dulu perlahan,” tandasnya. (*)
Pewarta: Hafidz Prasetyo
Tags :
Kategori :