Sungai Lawe-Lawe Meluap, Warga PPU Kebanjiran

Kamis 20-05-2021,15:14 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

PPU, nomorsatukaltim.com - Rumah warga di dua RT, 1 dan 5 di Kelurahan Lawe-Lawe, Penajam Paser Utara (PPU) tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa, Rabu (19/5/2021). Hal ini diperkirakan akibat curah hujan tinggi sejak Selasa (18/5/2021) lalu, membuat air di Sungai Lawe-Lawe turut meluap.

Air mulai meninggi sejak sekira pukul 07.00 Wita. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU menganalisa penyebabnya ialah sungai yang meluap. Tak sanggup menampung guyuran air yang berlebih. Kepala BPBD PPU, Marjani melalui Kepala bidang kedaruratan dan logistik BPBD PPU, Nurlaila, menuturkan kondisi sungai meluap memang sering terjadi. Terlebih saat intensitas curah hujan tinggi serta bertepatan dengan adanya pasang surut air. "Biasanya akan meningkat tinggi permukaan airnya, kondisi ini masih normal belum ada rumah warga yang terdampak meskipun ada beberapa rumah yang berada di lokasi terendah," kata dia, Kamis (20/5/2021). Maka itu, BPBD PPU siap siaga memantau arus air Sungai Lawe-Lawe. Begitupun saat kejadian dan pasca kejadian. Sedia memberikan pertolongan darurat pada warga. BPBD juga telah mengantisipasi hal tersebut dengan memasang tali-temali dari rumah warga ke daerah tinggi. Selain itu, pihaknya juga meminta warga setempat untuk pindah ke rumah yang lebih tinggi dan aman. Sungai Lawe-Lawe bukan tak mendapat sentuhan dalam upaya penanganan banjir. Sungai pernah dinormalkan pada 2018 silam. Dengan segala hambatannya. Mulai jalur sungai yang berkelok-kelok, berkenaan dengan lahan warga. Termasuk jalur sungai tersebut merupakan wilayah perusahaan. Banjir tak berlangsung lama-lama. Bertahan semalam, Kamis siang genangan mulai menyurut. Seiring cuaca tanpa hujan hari ini. Namun begitu, ancaman belum hilang. Rasa khawatir masyarakat masih ada. Jika saja hujan lebat dengan intensitas waktu lama kembali turun. Sulistyo, warga RT 5 Lawe-Lawe misalnya. Ia mengungkapkan kejadian ini memang bukan kali pertama. Namun termasuk parah. "Yang paling parah 2020 lalu. Air yang biasanya tak sampai masuk rumah, sampai masuk setinggi lutut. Kalau saat ini, sampai mata kaki, itu di dalam rumah," tuturnya. Pratiwi, tetangganya berharap ada perhatian lebih lagi dari pemerintah. Untuk menangani banjir agar tak terulang lagi. Menurut dia, banjir ini datangnya musiman. Jadi sudah dapat diduga kapan akan terjadi. "Seharusnya pemerintah bisa mengatasi agar tak banjir lagi. Agar kalau hujan lagi, tidak akan banjir lagi," tutup dia. (rsy/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait