3 Harga Komoditas Rawan Inflasi Jelang Idulfitri

Rabu 28-04-2021,13:42 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Hari besar keagamaan nasional (HBKN) biasanya akan memengaruhi harga komoditas yang berujung inflasi. Tiga di antaranya angkutan udara, ikan layang dan daging ayam ras.

Komoditas pangan lain yang juga berisiko adalah kangkung, cabai rawit, ikan tongkol, bawang merah, tomat sayur dan bayam. Sedangkan komoditas nonmakanan ada emas perhiasan. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono mengatakan, bahwa di bulan suci Ramadan dan Idulfitri diperlukan penguatan sinergi antar pihak. Untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga. “Yang juga diperhatikan adalah pengendalian ekspektasi masyarakat agar inflasi tetap rendah dan stabil,” kata Tutuk SH Cahyono, Selasa (27/4). Menurut Tutuk, secara umum inflasi Kaltim relatif rendah dan stabil. Meski begitu, perlu mewaspadai inflasi bahan makanan yang sangat fluktuatif. Dan masih mengalami inflasi yang relatif tinggi di saat daya beli dan mobilitas masyarakat relatif rendah akibat pandemi COVID-19. Yang harus dilakukan adalah dalam mengendalikan inflasi adalah menjaga pasar, pengawasan pasar, komunikasi masyarakat dan pengendalian harga. “Alhamdulillah inflasi kita cukup bagus. Lebaran normalnya akan meningkat. Namun sebagian besar deflasi,” urainya. Ia menyebut yang dihadapi Kaltim adalah inflasi bahan pangan. Hal itu karena provinsi ini masih belum mampu produksi kebutuhan pangan sesuai kebutuhan. “Sehingga harus dikuatkan distribusinya sehingga pasokan tetap aman. Kemudian kerja sama dengan petani,” ujarnya. Sementara itu, Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, bahwa pengendalian inflasi dari sisi suplai melalui urban farming merupakan metode yang tepat. “Sehingga perlu diintensifkan kembali untuk memenuhi permintaan di tingkat rumah tangga,” katanya. Di sisi lain, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Sri Darmadi Sudibyo mengatakan, perkembangan inflasi Kota Balikpapan cenderung melandai di Maret 2021. Inflasi Kota Balikpapan pada Maret 2021 tercatat sebesar 0,16% (mtm). Lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 0,28% (mtm). Namun inflasi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau perlu mendapatkan perhatian karena mencatatkan inflasi 0,92% (mtm). Lebih tinggi dibandingkan Februari yaitu 0,64% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, inflasi Maret dipicu oleh kenaikan harga pada komoditas ikan layang, cabai rawit, dan daging ayam ras. “Masuk Idulfitri, kami mencermati adanya beberapa risiko yang akan mendorong peningkatan inflasi di Kota Balikpapan,” ujarnya. Risiko tersebut adalah naiknya permintaan di bulan Ramadan. Lalu masih terbatasnya pasokan dari daerah sentra untuk komoditas bumbu-bumbuan, khususnya bawang merah. Juga menurunnya pasokan ikan di tengah cuaca yang belum kondusif. Ditambah risiko kenaikan harga tiket pesawat seiring peningkatan mobilitas sebagai antisipasi penutupan temporer 6–17 Mei mendatang. Faktor lainnya, kenaikan cukai rokok yang berlaku mulai 1 Februari 2021, serta kompensasi kerugian di 2020 yang dibebankan di 2021. (fey/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait