Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pesilat andalan Kaltim, Hendra Wakhyu Hidayat bilang. Kesuksesan olahraga Kaltim tak melulu didapat dengan mengandalkan bakat alami para atlet. Atlet butuh pembinaan yang bagus. Dan bagi mereka yang bekerja keras membawa nama daerah di berbagai multi ajang, tentu peran pemerintah adalah muara dari pembinaan itu.
Peraih medali emas cabor pencak silat di Pra PON 2019, Hendra Wakhyu Hidayat angkat bicara soal perkembangan olahraga di Kaltim sejauh ini. Di mana sejak PON 2008, Kaltim terus bertekat menjadi pemegang kuasa 5 besar nasional. Atau daerah terbaik di luar big four Pulau Jawa.
Hal itu jelas adalah misi yang bagus. Karena untuk sukses di multi ajang nasional. Mental juara seperti itu adalah modal utamanya. Selanjutnya, untuk mewujudkan konsistensi finis di 5 besar PON. Kaltim, dinilai Hendra, sudah seyogyanya lebih memperhatikan pembangunan olahraga di segala aspek.
Jadi stigma bahwa atlet harus bisa berprestasi terus. Harus sedikit diubah. Tuntutan itu harus dikembalikan ke pemerintah daerah. Mau tidak menciptakan atlet berprestasi yang berkelanjutan.
Kalau mau, tentunya pemda baik oleh kepala daerah sendiri. Ataupun melalui perangkat organisasi keolahragaannya. Harus lebih serius lagi membangun olahraga. Di mulai dari penyediaan fasilitas latihan dan alat latihan. Lalu bagaimana merawatnya agar venue yang dibangun susah payah bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.
Lalu memfasilitasi atlet untuk rutin mengikuti kejuaraan. Jika hal ini dilakukan, menurut Hendra. Bukan hanya prestasi di multi ajang yang bakal didapat daerah. Tapi bisa berimbas pula ke gaya hidup masyarakat, bahkan sampai sektor ekonomi.
“Ada 3 tantangan pembangunan di dunia olahraga untuk saat ini. Pertama adalah tingginya tuntutan publik untuk prestasi olahraga lebih maju seperti halnya prestasi negara lain.”
“Kedua dengan menjadikan olahraga sebagai instrumen pembangunan, dan ketiga adalah desentrslisasi pembangunan olahraganya sendiri,” kata Hendra kepada nomorsatukaltim.com belum lama ini.
Hendra yang kerap berlatih di Gedung Pencak Silat Air Hitam itu geregetan melihat masih ada fasilitas latihan cabor yang tidak dimaksimalkan. Sementara di sisi lain prestasi atlet diminta untuk maksimal.
Sebut saja yang paling mencolok, pemaksimalan fasilitas di dua venue besar dan berstandar, Stadion Utama Palaran dan Stadion Madya Sempaja yang perawatannya cenderung masih minim.
“Peran pemerintah menjadi sangat penting untuk mencermati dan bersungguh-sungguh dalam ayunan kebijakan dalam berkegiatan di dunia olahraga, seperti perawatan dan memaksimalkan pemanfaatanya. Seperti gedung bulu tangkis di Polder Air Hitam, setelah pembangunannya justru terlantar,” jelas atlet yang juga pegawai Dispora Samarinda ini.
“Selain sebagai sarana peningkatan prestasi lokal, regional, nasional maupun internasional. Olahraga bagi masyarakat sangat bermanfaat sebagai aktivitas untuk menjaga kebugaran jasmani dan tentunya kesehatan, sekaligus akan menanamkan pola prilaku hidup sehat di tengah masyarakat,” jelasnya. (frd/ava)