Muhammad Riyandi dan Hidayah di Balik Hukuman 12 Tahun

Senin 26-04-2021,22:52 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah

Melangsungkan ibadah puasa untuk tahun kedua di Lapas, bagi Riyandi, sangatlah menyenangkan. Bahkan banyak pelajaran bermakna yang ia peroleh.  Tak dimungkirinya sejumlah hidayah ia terima. "Sebelumnya saya ini berada di lingkungan jahiliah dan jauh dari hidayah. Namun di sini keberkahan yang saya rasakan sangat terasa dan berbeda dari yang sebelumnya".

Hal-hal indah dan membahagiakan itu dirasakannya saat melaksanakan ibadah salat serta berbuka puasa bersama. Tak ada jarak atau perbedaan antara napi satu dengan yang lainnya. Pun dengan para sipirnya. "Buka puasa bersama saja kita bisa dapat keberkahan, juga kenikmatan yang belum pernah saya rasakan di luar saat belum berada disini," jelasnya.

Tak terasa kumandang Azan Isya terdengar. Riyandi serta sejumlah WBP dan Sipir bergegas mengambil air wudu untuk menunaikan salat Isya dan tarawih. Pun saya mengikutinya. Salat taraweh selesai. Tanda tadarus Quran segera dimulai. Riyandi berserta beberapa napi mulai menyusun Quran di tengah masjid. Doa-doa pendek pun tak lupa mereka bacakan.

Lebih kurang 30 menit mereka membaca Quran. Sesekali Riyandi menoleh ke arah saya. Setelah selesai, Riyandi kembali menghampiri saya dan melanjutkan cerita hidupnya. "Saya bersyukur sekali masih diberi kasih sayang oleh Allah SWT dengan hidayah ini. Allah punya kuasa atas ini. Bahkan di luar sana ada yang sering khatam Alquran tapi tidak menerapkan makna isinya," ujarnya.

Memang di Lapas Kelas IIA Balikpapan ini Riyandi dikenal sebagai sosok yang agamis. Itu tak lepas dari kehidupan sehari-harinya. Ia pun bercita-cita ingin menjadi seorang guru Quran di tempat ia tinggalnya kelak. Tujuannya hanya satu; agar sisa hidupnya lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Narapidana Lapas Kelas II A Balikpapan, Selamet Riyadi mengatakan, selama Ramadan ini Lapas memberi kesempatan kepada para warga binaanya untuk memperdalam agama. Baik ibadah maupun sosialisasinya.

"Agar mereka bisa membaur lagi kelak. Seperti jika mereka tidak pernah berbuka puasa bersama, salat bersama bahkan tadarus bersama. Di sini kami beri kesempatan dan kami bimbing mereka. Ini kan pembelajaran buat mereka juga," terangnya.

Menurut Selamat, selama menjadi WBP mereka akan diarahkan ke bidang kerohanian ataupun keahlian di masyarakat. "Ini agar mereka tidak mengulangi kesalahan dan menjadi warga yang lebih baik lagi," jelasnya. (dah)

Tags :
Kategori :

Terkait