Narkoba Lolos karena Pelicin

Jumat 11-10-2019,14:48 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Masih maraknya penyelundupan narkoba yang masuk melalui perbatasan, termasuk di Kaltara, diduga karena adanya pelicin. Penyelundup barang haram tersebut telah mengetahui medan dan cara. Pelicin atau tawaran uang salah satunya. Narkoba yang diselundupkan dari Malaysia ke Kaltara, lalu Kaltim, belum lama ini, mengkhawatirkan. Jumlahnya kakap, 38 kilogram. Bahkan melibatkan oknum pejabat di Pemkot Tarakan. Menanggapi hal tersebut, pengamat hukum yang juga Dekan Fakultas Hukum Bhayangkara, Slamet Pribadi menjelaskan, penyelundupan narkoba masih marak karena adanya oknum di masyarakat dan pihak petugas. Meski aparat sudah disiapkan di daerah perbatasan untuk menghalau penyelundupan narkoba, hal itu masih saja terulang. "Mungkin lengah atau ada kesengajaan dari oknum petugas yang pura-pura tidak tahu," tutur Slamet kepada Liputan6, dilansir dari laman BNN, Rabu (9/10). Mantan Kepala Bagian Humas BNN ini menilai, penyelundup biasanya juga memilih lewat jalur laut atau tikus. Bukan udara. Hal ini karena jalur penerbangan udara sangat formal dan memiliki penjagaan ketat. Sedang jalur tikus tak banyak diketahui orang. Selain itu, garis pantai Indonesia yang juga merupakan kedua terpanjang di dunia, membuat penjagaan di perbatasan menjadi lebih sulit dilakukan. Jumlah aparat yang terbatas, serta adanya oknum di kedua pihak, turut menjadi masalah utama. "Jalur tikus atau pelabuhan tradisional ini adalah pilihan yang paling enak bagi mereka. Karena sepi pengawasan aparatur yang jumlahnya terbatas," ungkap Slamet. "Petugas tahu, masyarakat juga tahu (adanya jalur tikus). Karena apa, penyelundupan ini melewati jalur-jalur yang hanya masyarakat yang tahu secara faktual. Sementara, petugas itu berdasarkan perkiraan keadaan dan perkiraan situasi," imbuhnya. Dia menambahkan, jalur tikus untuk penyelundupan banyak terdapat di seluruh perbatasan di Indonesia. Tak hanya di Pulau Kalimantan. "Dalam kacamata pengalaman operasional dan ilmiah saya, hampir seluruh perbatasan," ujarnya. Slamet menyatakan, hal yang bisa dilakukan pihak pemerintah untuk mencegah penyelundupan lewat jalur tikus, kerja sama antar pihak. BNN harus bekerja sama dengan pihak yang mengelola perbatasan. "Misalnya dengan Kemendagri, kemudian dengan Bea Cukai, Imigrasi yang mengelola perbatasan-perbatasan," ucap Slamet. Penyuluhan kepada masyarakat juga harus dilakukan agar tak ada lagi unsur kesengajaan. Membiarkan penyelundupan terjadi. Begitu juga dengan kerja sama kepolisian antarnegara guna mencegah masuknya narkoba ke Indonesia. Karena, biasanya, ungkap Slamet, masyarakat mudah tergoda dengan tawaran uang dari para penyelundup untuk membantu meloloskan barang ilegalnya. "Penyelundup-penyelundup ini, narkotika atau barang-barang lain, menggunakan uang. Menggunakan situasi ekonomi ketika penduduk sekitar itu membutuhkan uang," katanya. "Oknum-oknum yang ada di masyarakat menerima upah seperti itu. Oleh mereka dianggap sebagai penghasilan. Dan ini kerap terjadi, sehingga oknum masyarakat itu membiarkan hal ini," pungkas Slamet. Sebelumnya, Kepala BNN RI, Komjen Pol Heru Winarko, mengungkapkan, Indonesia memilili banyak lubang tikus jalur penyelundupan narkotika. Sebagian besar jalur tikus itu berada di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Termasuk Kaltara. "Ada ribuan lubang tikus jalur penyelundupan," katanya dalam Stadium General KU-4078, di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB). Heru bahkan menyebut di Kaltara, ada 1.400 lubang tikus jalur penyelundupan narkotika. Lubang tikus itu sebagian besar ada di wilayah perairan. Menurutnya, ini banyak digunakan para sindikat narkotika memasukan barang terlarang ke Indonesia. Ia mengaku telah melakukan kerja sama dengan semua pihak untuk mengantisipasinya. Kerja sama dengan Pelindo, Angkasapura, Babinsa, Bhabinkamtibmas, aparat desa, hingga RT dan RW. Itu dilakukan untuk menutupi lubang-lubang penyelundupan narkotika. Juga melakukan kerja sama dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Australia. Kerja sama ini, sudah dilakukan. Kerja sama dengan Malaysia terutama mencegah masuknya narkotika ke Indonesia melalui jalur laut. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait