Di Tengah Ancaman Resesi, Ekspor Batu Bara Tetap Stabil

Senin 07-10-2019,20:24 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Volume ekspor batubara di Samarinda tidak berubah. Meski perekonomian global sedang bergejolak. (Istimewa)

Samarinda, DiswayKaltim.com – Perekonomian global sedang bergejolak. Tahun depan terancam resesi. Begitu kata para analis. Sudah dirasakan dari sekarang.

Ekspor sejumlah komoditas terkoreksi. Namun bagi komoditas batu bara di Samarinda, belum ada pengaruhnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) Kota Samarinda, Eko Prayitno mengatakan, harga dan volume ekspor batu bara di Kota Tepian masih terpantau stabil.

“Sama seperti 2013 dan 2014. Ini masalah supply and demand. Ekonomi dunia tidak terlalu berpengaruh ke harga dan volume penjualan. Dalam kondisi sekarang, tidak seperti dulu lagi. Pada saat harga jatuh. Sekarang stabil. Walaupun tidak seperti waktu booming-nya,” ungkap Eko, Senin (7/10/2019).

Namun ia tidak menyampaikan detail volume ekspor batu bara dari Samarinda. Katanya, data tersebut tersedia di Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Sementara dari segi harga, pihaknya masih mengikuti harga batu bara acuan (HBA). Dijual US$ 64,8 per ton. Tetapi sebagian besar pengusaha batubara di Samarinda tak mengekspornya secara langsung.

“Ada buyer-nya. Ada yang ambil. Kecuali perusahaan besar. Seperti PKP2B. Yang kayak KPC. Kalau yang kecil-kecil, jarang pakai kapal,” jelasnya.

Secara umum, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, nilai ekspor hasil tambang dari Bumi Etam mengalami penurunan. Khususnya pada Agustus 2019. Nilainya merujuk freight on board (FOB). Ekspor hasil tambang senilai US$ 990,27 juta. Turun dibanding Juli 2019 yang nilainya US$ 1.082,94 juta.

Dari Januari sampai Agustus 2019, nilai ekspor berdasarkan FOB sebesar US$ 8.546,11 juta. Sementara di periode yang sama tahun lalu, nilainya US$ 9.008,13 juta. Terjadi penurunan 5,13 persen. (qn/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait