IHSG dan Indeks Regional Awal Pekan Berpotensi Terkoreksi

Selasa 23-03-2021,14:54 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, dalam paparannya mengungkap sejumlah sentimen yang dapat memengaruhi pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pekan ini.

Salah satunya Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menjadi faktor penggerak pasar sepekan ke depan. Menurut Hans, pasar obligasi bereaksi cukup kuat terhadap komentar pejabat bank sentral AS dalam beberapa sepekan terakhir. Awalnya pasar obligasi terlihat stabil setelah pertemuan dua hari Dewan Kebijakan Pasar Terbuka Fed (FOMC) Selasa-Rabu lalu dan pengarahan Powell pada Rabu. Tetapi pada Kamis terjadi aksi jual besar dalam obligasi dan seiring itu lonjakan suku bunga (yield). "Pelaku pasar bereaksi terhadap fakta bahwa The Fed akan membiarkan inflasi dan potensi ekonomi panas untuk membiarkan pulihnya pasar tenaga kerja dan perekonomian," katanya kepada Disway Kaltim, Senin (22/3/2021). The Fed menolak untuk memperpanjang aturan yang berakhir pada akhir bulan. Di mana aturan itu mengizinkan pelonggarkan rasio leverage tambahan untuk bank selama pandemi. Aturan ini mengizinkan bank untuk menahan modal lebih sedikit terhadap Treasury dan kepemilikan lainnya diterapkan untuk menenangkan pasar obligasi selama krisis. Dan mendorong bank untuk memberikan pinjaman. Berakhirnya aturan ini bisa berefek buruk jika bank terpaksa menjual sebagian dari kepemilikan Treasury untuk memenuhi aturan itu. Ini bisa mendorong naiknya yield lebih cepat yang selama ini sudah membuat takut investor. Kata Hans, pelaku pasar berharap The Fed memperpanjang pelonggaran rasio utang suplementer (supplementary leverage ratio/SLR) perbankan. Bank-bank selama ini dibutuhkan untuk menyerap begitu banyak penerbitan Treasury. Aturan ini memungkinkan bank memiliki tingkat modal lebih sedikit ketimbang obligasi pemerintah yang dipegang. Pencabutan aturan sebenarnya ditujukan mendorong perbankan menyalurkan kredit dan mengurangi membeli obligasi pemerintah. “Diperkirakan akibat aturan ini bank akan melepas obligasi pemerintah yang dipegang sehingga kenaikan yield akan terjadi,” terangnya. Adapun dampak kebijakan The Fed ini terlihat dengan harga saham bank di bursa Amerika Serikat terlihat dilepas pelaku pasar menyusul keputusan The Fed ini. Ada ketakutan bahwa ada beberapa bank mungkin menolak memberikan pinjaman karena kesulitan menyisihkan lebih banyak modal dan mulai menjual US Treasury. Pasar akan mengikuti lelang Treasury yang akan datang di tengah aksi jual pasar obligasi dapat meningkat. Imbal hasil (yield) obligasi yang sempat turun kembali naik ke level tinggi akibat pengumuman ini. Imbal hasil Treasury 10 Year sempat naik ke 1,746 persen sebelum berubah datar di level 1,73 persen. Padahal Yield 10 Year bond US di awal tahun masih di level 0,93 persen atau di bawah 1 persen. "Nampaknya kebijakan The Fed ini akan menganggu pasar keuangan global termasuk negara berkembang," ujarnya. Selain The Fed yang akan mempengaruhi pasar. Pasar saham Eropa terlihat melemah di akhir pekan setelah Perancis memberlakukan kebijakan lockdown regional lagi untuk menurunkan penyebaran virus COVID-19. Lockdown diperkirakan akan berdampak signifikan pada aktivitas ekonomi.  Dan semakin memperburuk prospek pemulihan ekonomi Perancis untuk paruh pertama 2021. Lockdown tersebut diterapkan di tengah progres kampanye vaksinasi yang lambat di beberapa negara Eropa. Lambatnya kampanye vaksinasi saat ini menyisakan sedikit harapan untuk pencabutan penuh pembatasan setelah berakhirnya lockdown selama 4 minggu. Kekhawatiran di kawasan Eropa akan kemajuan percepatan vaksinasi semakin meningkat setelah Inggris mengatakan akan memperlambat peluncuran vaksin CoVID-19 bulan depan. Karena krisis pasokan yang disebabkan oleh penundaan pengiriman. “Meskipun vaksin lambat tetapi Kawasan Eropa akan memasuki musim panas. Sehingga diperkirakan banyak negara akan mencabut beberapa pembatasan dan diharapkan akan menjadi awal dari akselerasi ekonomi di kawasan Eropa,” sebutnya. Hans Kwee menjelaskan, European Medicines Agency (EMA) menyampaikan tinjauan keamanannya terhadap vaksin virus corona yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford. Vaksin ini dianggap aman dan efektif setelah dikhawatirkan dapat menyebabkan pembekuan darah. Sebelumnya, beberapa negara Eropa menangguhkan penggunaan vaksin ini karena masalah pembekuan darah. Organisasi Kesehatan Dunia dan EMA mengatakan sejauh ini tidak ada bukti hubungan antara suntikan tersebut dan sejumlah kecil laporan tentang pembekuan darah. Jerman, Prancis dan negara-negara lain telah mengumumkan dimulainya kembali inokulasi dengan suntikan AstraZeneca setelah regulator menyatakan bahwa vaksin tersebut aman. Sementara dari dalam negeri. Sentimen yang mempengaruhi pasar pekan ini adalah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 3,5 persen dan ini sesuai dengan ekspektasi consensus pelaku pasar. Bank Indonesia optimis pemulihan ekonomi akan berlanjut dan ekonomi akan tumbuh di kisaran 4.3 persen-5.3 persen. Kenaikan yield obligasi Amerika Serikat mungkin akan menghalangi Bank Indonesia melakukan penurunan suku bunga di tahun ini. Dan berpotensi menaikan bunga acuan untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap kuat. Ekonomi Indonesia terlihat baik dan cukup kuat. Data tren kasus harian COVID-19 di Indonesia terus turun sejak awal Februari 2021. Selain itu ekonomi Indonesia akan terbantu dengan predikasi siklus super komoditas yang akan terjadi setelah pandemi COVID-19 berlalu. "Selain itu stimulus pemerintah di industri mobil dan properti berpotensi mendorong pemulihan di dua sektor tersebut lebih cepat dari sektor yang lain," ujar Hans Kwee. Dari beberapa sentimen yang akan mempengaruhi tersebut. Maka menurut Hans, IHSG dan indeks regional diperkirakan berpotensi terkoreksi di awal pekan menyusul kebijakan tidak bersahabat dari The Fed. Testimoni yang disampaikan para pejabat The Fed akan mempengaruhi arah pergerakan pasar saham global dan regional. “Bila yield obligasi AS masih terus naik, kami khawatir tekanan akan pasar saham masih akan berlanjut.” "Pelaku pasar sebaiknya melakukan pembelian Ketika Indeks melemah. Support IHSG berada di level 6,307 sampai 6,268 dan resistance di level 6,358 sampai 6,394," tutupnya. (fey/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait