Drama Kolosal Sejarah dan Perjuangan Prajurit TNI

Sabtu 05-10-2019,22:33 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Ilustrasi masa penjajahan Belanda terhadap bangsa Indonesia. (Hafizh/DiswayKaltim)

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Serangkaian acara digelar dalam upacara HUT ke-74 TNI di Lapangan Merdeka, Sabtu (5/10/2019) pagi.

Sebuah ledakan menandai dimulainya rangkaian acara. Ribuan masyarakat yang sedari pagi menunggu dibuat kaget.

Acara berlanjut dengan aksi prajurit Brigif 24/Bc menampilkan kebudayaan Banten, debus. Disusul tari perang suku Dayak oleh para prajurit Yonif 614/Raja Pandhita.

Dua acara pembuka ini menunjukan kebudayaan dan kearifan lokal di Tanah Air masih lestari hingga sekarang.

Selanjutnya penampilan heroik drama dan sendratari kolosal. Dipersembahkan para prajurit TNI, komunitas sanggar dan sendratari, ormas Balikpapan, pelajar SMA/SMK Kartika Balikpapan dan seniman lainnya, turut memeriahkan acara.

Konsep drama kolosal ini merupakan skenario dari Kasdam VI/Mlw Brigjen TNI Richard Tampubolon. Disutradarai Yudi Valen dari DKB Balikpapan. Dan peran serta seluruh seniman-seniman dan musisi Balikpapan.

Penampilan drama kolosal sukses mengaduk emosi yang menyaksikan. Menceritakan sejarah panjang perjuangan terbentuknya TNI. Yang diawali dengan berdirinya Badan Keamanan Rakyat (BKR). Kemudian bersalin rupa menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.

Lalu 26 Januari 1946 menjadi Tentara Rakyat Indonesia (TRI). TRI kemudian merupakan cikal bakal berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Yang kemudian diresmikan Presiden Soekarno pada 3 Juni 1947.

Pengabdian prajurit TNI dan keluarga juga digambarkan dalam drama kolosal. Mengangkat kisah istri prajurit yang tengah mengandung. Menanti suami pulang bertugas. Namun yang didapat, suami pulang terbujur kaku. Gugur di medan tugas. Momen ini memantik keharuan.

Kisah ini menegaskan bahwa prajurit TNI siap bertugas. Kapanpun dan di manapun.  Meningalkan keluarga. Berkorban demi negara.  Sebagai wujud nyata TNI yang profesional.

Di sela drama kolosal juga ditampilkan kemampuan handal penjinak bom tim Jihandak Yonzipur 17/Ananta Dharma. Selain itu juga ada penampilan aktraktif lainnya. Yang, display drumband prajurit Yonzipur 17/Ananta Dharma.

Tak ketinggalan. Penampilan bela diri militer Klastenik yang ditunjukkan prajurit-prajurit terlatih Yonif 614/Raja Pandhita. Klastenik bertitik berat pada kemampuan melatih otot dan mengangkat beban.

Tidak hanya itu. Acara juga menyuguhkan penampilan apik parade dan defile para peserta upacara HUT ke-74 TNI. Juga parade berbagai kendaraan alutsista yang dimiliki Kodam VI/Mulawarman.

Kemeriahan semakin terasa saat prosesi sakral pemotongan 74 tumpeng secara kolosal. Pemotongan dilaksanakan serentak di area utama Lapangan Merdeka. Dipimpin Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto. Diikuti oleh seluruh pejabat utama dan undangan.

Tumpeng kemudian dibagikan kepada masyarakat, untuk dinikmati secara bersama-sama. Menggambarkan kekompakan dan kedekatan TNI dengan rakyat.

Acara dilanjutkan dengan panggung hiburan rakyat. Menampilkan pedangdut Zaskia Gotik dan Fitri Carlina.

Kapendam VI/Mlw Kolonel Kavaleri Dino Martino menyampaikan, inti tujuan HUT ke-74 TNI ini merupakan perwujudan peran nyata TNI untuk selalu berbakti pada masyarakat, bangsa dan negara.

Berbagai kegiatan bakti sosial, karya bakti hingga bedah 74 rumah masyarakat telah dilakukan. "Wujud peran nyata itu akan terus dicetuskan dan dilaksanakan sebagai bakti TNI kepada rakyat," pungkasnya. (*/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait