Samarinda, nomorsatukaltim.com – Tertempa, tertempa, terbentuk. Istilah itu tepat sekali jika dikaitkan dengan pecatur amatir Kaltim, Irfan Fadil. Ia sadar punya potensi di olahraga catur. Tapi belum juga meraih prestasi gemilang. Dan karenanya, Irfan terus menempa dirinya. Sampai harus belajar taktik catur melalui video YouTube.
Awal mula keikutsertaan Irfan di kejuaran catur adalah tahun 2017 lalu. Ia baru lulus dari SMA. Dan berkuliah di Universitas Mulawarman. Kebetulan ada turnamen catur tingkat kampus. Irfan pun ikut. Kejuaraan itu sekaligus menandai debut Irfan di turnamen resmi catur.
Hasil akhir ia nangkring di peringkat ke-12 se-Kaltim. Merasa penasaran, Irfan makin rajin mengikuti pertandingan catur. Baik yang didaftarkan kampus, ataupun dengan dana pribadi.
Di tahun yang sama, gelaran catur tingkat mahasiswa kembali digelar. Irfan yang sudah lebih matang mengakhiri turnamen di peringkat kelima. Lalu di akhir tahun 2017 itu. Irfan bermain di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) di Makassar. Di sana, ia mengakhiri multi ajang itu di peringkat kesepuluh.
Di tahun berikutnya, Irfan kembali dikirim untuk mengikuti kejuaraan catur di Petra, Surabaya. Hasilnya … zonk. Tidak dapat apa-apa. Tapi itu tidak menyurutkan semangatnya. Tahun 2019, ia terlibat di turnamen Raja Brawijaya, Malang. Peruntungannya lebih bagus. Dengan menjadi juara harapan dalam kategori beregu.
Sepanjang tahun 2020. Proses penempaan diri Irfan sedikit terhambat. Karena tidak ada turnamen yang digelar selama pandemi. Padahal ia sudah bertekad untuk bisa mewakili Samarinda di Porprov Kaltim tahun depan. Tentu dengan melewati seleksi kota dan Pra Porprov terlebih dulu.
Tak ingin diam-diam saja. Irfan banyak menghabiskan waktunya dengan belajar teknik catur. Walau hanya dari video di kanal YouTube.
“Masih latihan mandiri. Saat ini saya banyak mempelajari teknik baru, seperti lewat akun YouTube-nya Utut Adianto, grandmaster Indonesia itu. Intinya tekad saya berhasil masuk tim Porprov, mewakili Samarinda,” ujarnya baru-baru ini.
Irfan memang sering menemui anomali saat ingin masuk tim Porprov. Dua kali seleksi, dua kali gagal. Yang bikin geleng-geleng kepalanya. Lawan yang mengalahkan saat seleksi itu. Sering Irfan kalahkan saat bermain di ajang tidak resmi.
“Tahun ini saya targetkan lolos, Insyaallah,” tambahnya.
Pecatur yang mengaku kerap melakukan gaya pembukaan Italian ini, mengatakan bahwa keyakinannya untuk lolos seleksi bukannya tanpa dasar. Ia sudah mengukur kualitas permainan yang telah ia pelajari. Termasuk mengenal karakter pecatur lawan tandingnya nanti.
“Sejauh ini saya cukup yakin lolos seleksi masuk di tim catur Samarinda, untuk memperkuat Percasi Samarinda di Porprov Berau. Karena beberapa kali saya sudah banyak terlibat dalam beberapa pertandingan, baik sebagai pemain maupun sebagai panitia event itu sendiri,” tegasnya. (frd/ava)