Penularan Lebih Cepat

Jumat 05-03-2021,10:19 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG REDEB, DISWAY – Mutasi virus corona yang diduga dari Inggris, yakni B.1.1.7. mulai diwaspadai. Bahkan dikabarkan sudah masuk Balikpapan. Penularan lebih cepat dibandingkan jenis virus sebelumnya. Bagaimana di Kabupaten Berau?

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Iswahyudi mengatakan, terkait virus B.1.1.7.cukup sulit mengidentifikasinya. Namun, untuk antisipasi jenis virus itu, tidak jauh berbeda dengan COVID-19. “Ya, antisipasinya tidak berbeda, dengan menerapkan protokol kesehatan yang selama ini kita lakukan. Tetap pengawasan ketat, baik itu melalui jalur darat, udara, dan laut,” terangnya. Menurutnya, jika ada warga yang terpapar COVID-19, sangat sulit membedakan antara COVID-19 dengan B.1.1.7. Sebelum dilakukan identifikasi lebih lanjut dengan melihat gejala serta melalui pemeriksaan laboratorium. “Ketika timbul gejala yang mengarah jenis virus tertentu, baru jenisnya ketahuan, serta didukung hasil lab. Kalau tidak ada gejala, ya jenisnya tidak ketahuan,” ungkapnya. Ketika ditanya, terkait perbedaan gejala B.1.1.7.dengan virus aslinya, apakah lebih berbahaya atau tidak. Iswahyudi mengaku, belum mengetahui secara pasti. Sebab, dirinya belum menerima informasi resmi perbedaan gejala apa saja yang ditimbulkan dari virus Corona varian baru itu. “Ada yang mengatakan lebih menular, dan lebih berbahaya daripada virus aslinya. Tapi kami belum terima informasi resminya,” jelasnya. Sementara itu, Surveilans Dinas Kesehatan Berau, Tuti Handayani mengatakan, terkait B.1.1.7.hingga kini belum terdeteksi di Berau. Menurutnya, jika ada warga Berau yang memiliki kontak erat dengan pasien yang terpapar B.1.1.7., tentu akan konfirmasi ke Dinkes Berau, untuk melakukan tracing. “Kalau sekarang ini belum ada. Kalau pun ada pasti kami dikabarin. Kami juga memiliki jaringan untuk berkoordinasi. Misal ada kasus yang berkaitan satu dengan yang lain (B.1.1.7.) di Kaltim, itu pasti diinformasikan, apalagi menyangkut warga Berau,” terangnya. Dirinya berharap, mutasi virus tersebut tidak sampai masuk ke Berau. Dan mengingatkan masyarakat taat protokol kesehatan, setiap kali beraktivitas di luar rumah, termasuk ketika melakukan perjalanan ke luar daerah. “Semoga tidak ada kasusnya di Berau,” jelasnya. Bupati Berau Sri Juniarsih, meminta semua pihak bekerja sama dalam menekan dan mencegah penularan COVID-19, maupun mutasi barunya B.1.1.7. Masyarakat juga dimint asegera mungkin melaporkan diri, jika mengalami gejala yang mengarah COVID-19. Sebab dijelaskannya, gejala yang terjadi tidak bisa dianggap sepele. Bisa saja gejala itu menandakan sudah terpapar COVID-19, jika tidak dilakukan pemeriksaan dapat menularkan kepada keluarga lainnya. “Jangan malu memeriksakan diri jika mengalami hal yang tidak biasa terjadi di dalam tubuh. Karena jika diabaikan akan berdampak buruk, terutama keluarga dapat tertular, dan ini sangat membahayakan,” pungkasnya. Sementara itu, Dokter Spesialis Patologi Klinik RSUD dr Abdul Rivai, Norjannah menjelaskan, B.1.1.7. merupakan varian baru dari COVID-19. Varian ini muncul, akibat adanya mutasi genetik yang terjadi pada tubuh virus. Mutasi genetik pada virus merupakan hal yang wajar terjadi. Karena, virus merupakan mahluk hidup yang akan melakukan penyesuaian, sehingga mengalami mutasi untuk bertahan hidup. “Virus itu hidup, mutasi genetik adalah upaya dari virus untuk bertahan hidup,” ujarnya. Dalam tubuh COVID-19, terdiri dari jutaan komposisi protein atau asam amino. Dan salah satu yang bermutasi adalah B1.1.7. Varian baru ini, dilaporkan muncul pada September 2020 lalu, di Inggris. Metode penularannya pun sama dengan COVID-19. Penularan bisa terjadi akibat droplet atau aerosol. Sifat strain virus baru ini, masih dalam tahap observasi atau pengamatan, tingkat keparahan yang ditimbulkan sampai sejauh ini, masih dilakukan observasi. “Untuk B.1.1.7, penularannya lebih cepat dari strain virus yang ada sekarang,” katanya. Lanjutnya, untuk terhindar dari ancaman virus ini, masyarakat diminta untuk tidak panik, namun harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan dan  melakukan penerapan protokol kesehatan dengan menjalankan 5M (Mencuci Tangan, Memakai masker, Menjaga Jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilitas dan interaksi). “Pencegahannya sama saja, yang penting semuanya patuh,” ungkapnya. Terkait informasi lebih detail mengenai proses mutasi tentang B.1.1.7 ini, yang mengetahui lebih pastinya adalah ahli Virologi (ahli virus). Namun, untuk saat ini di Kabupaten Berau, belum memiliki ahli virus. “Setahu saya, ahli virus ada di center pendidikan besar. Seperti, Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Airlangga dan beberapa universitas besar lainnya,” tandasnya.*ZZA/*FST/APP
Tags :
Kategori :

Terkait