Total Rp 144 Miliar

Jumat 26-02-2021,14:58 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG REDEB, DISWAY - Dana Belanja Tak Terduga (BTT) untuk penanganan, dan penanggulangan COVID-19 sudah disusun, totalnya Rp 144.002.456.585.

Kasubbag Penyusunan Program Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Yusuf Gunawan mengatakan, tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sudah menyampaikan Rencana Kebutuhan Belanja (RKB) penanganan COVID-19 melalui BTT tahun 2021. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penangan Coronavirus Disease 2019 di lingkungan Pemerintah Daerah, serta menindaklanjuti hasil rapat terkait pembahasan anggaran COVID-19. Adapun tiga OPD yang tercatat sebagai pengelola dana BTT adalah, BPBD, Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai. Setiap instansi telah menyusun dan mengajukan ke Sekretariat Satgas COVID-19. Sebelumnya telah melaporkan ke inspektorat. Untuk anggaran BTT RSUD dr Abdul Rivai, akan dialokasikan untuk dua tempat. Yakni, RSUD dan RS Darurat COVID-19. Anggaran yang diajukan oleh RSUD sebesar Rp 62.268.223.585. Di mana, anggaran itu sebagian besar untuk penanganan COVID-19 di RSUD dr Abdul Rivai. Yakni, sebesar Rp 49.282.403.585. Dan untuk RS Darurat sebesar Rp 12.985.820.000. "Itu anggaran yang diajukan oleh pihak rumah sakit," ujarnya kepada Disway Berau. Sementara itu, untuk Dinas Kesehatan Berau anggaran yang diajukan sebesar Rp 51.792.633.000. Dan BPBD Berau sebesar Rp 29.941.600.000. "Sesuai dengan instruksi inspektorat juga, semua di list jadi satu di BPBD. Makanya, semua rinciannya masuk di sini," katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengaku, anggaran yang diusulkan memang terbilang cukup besar. Karena, anggaran itu juga akan dialokasikan untuk membeli vaksin COVID-19. "Dan tentunya operasional penanganan COVID-19," ungkapnya. Sedangkan, dana BTT RSUD dr Abdul Rivai, kata dia, nantinya bakal dialokasikan untuk kelanjutan pembangunan ruang laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR). Karena, dari anggaran tahun 2020, pembangunannya belum rampung. "Anggaran itu juga cukup besar karena untuk pengadaan alat pendukung PCR harus disiapkan, seperti reagen PCR harus selalu tersedia," ucapnya. Direktur RSUD dr Abdul Rivai, Nurmin Baso menyebut, nantinya anggaran itu diperuntukan untuk pembelian APD, Alkes, kebutuhan terkait PPI, konsumsi pasien COVID-19, konsumsi petugas, pembayaran listrik, laundry, bahan bakar untuk genset, dan kebutuhan lainnya. "Untuk PCR, mohon doanya di akhir Maret sudah bisa running," pungkasnya. */fst/app
Tags :
Kategori :

Terkait