Horee, Pasar di Bontang Kembali Buka Normal, Tempat Wisata Juga
Kamis 25-02-2021,00:46 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong
Bontang, nomorsatukaltim.com – Pemkab Bontang kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Alias diperpanjang lagi. Namun, pembatasan aktivitas akhir pekan, dievaluasi ulang.
Durasinya pun sama tetap 2 Minggu hingga 13 Maret. Alasan perpanjangan karena kasus COVID-19 di Bontang turun. Positivity rate-nya menyentuh 17 persen. Ini merupakan rekor sejak 2 bulan terakhir. Tren kasus kesembuhan juga membaik. Kesembuhan saat ini sudah di atas 80 persen.
Kasus COVID-19 membaik inilah yang menjadi dasar pemerintah memperpanjang PPKM. Karena dianggap berhasil, makanya tetap diperpanjang. Untuk menambah angka kesembuhan tersebut.
"Kasus rata-rata sehari ada 75 orang sembuh," ujar Wakil Ketua Satgas COVID-19 Bontang, Letkol Arh Choirul Huda seusai rapat terbatas di Pendopo Rujab Wali Kota, Rabu (24/2/2021).
Kebijakan PPKM ini tidak ada perubahan lainnya. Termasuk tidak ada pembatasan jam operasional pasar. Yang sempat di protes oleh pedagang.
Pedagang kini bebas buka jam gelar lapak. Pun diakhir pekan tidak dibatasi lagi. Hal ini buntut protes para pedadang Pasar M Tamrin. Ya, semula Pemkot Bontang menerapkan kebijakan tutup pasar di atas pukul 12.00 Wita. Kebijakan itu dianggap memberatkan. Pedagang membangkang. Tetap berjualan di atas jam demikian. Bahkan saat hendak ditertibkan petugas gabungan Sabtu (20/2) lalu, mereka sempat menolak.
Bukan tanpa alasan. Mereka beranggapan PPKM jilid tiga dinilai pilih kasih. Mereka yang berdagang resmi di dalam pasar dibatasi. Sedangkan, pedagang liar di lapak tepi jalan bebas berjualan. Petugas sebelumnya pernah menertibkan mereka yang berdagang secara liar itu. Pagi ditertibkan. Tapi sore menggelar lapak lagi hingga jelang malam.
Penolakan itu berimbas pada hari esoknya, Minggu (21/2). Alhasil, pedagang kompak. Tetap berjualan di atas pukul 12.00 Wita. Bahkan, saat Disway Kaltim ke Pasar Tamrin sekitar pukul 16.00 Wita, pedagang masih tumpah ruah dengan pembeli. Penjual sayur mayur menggelar dagangananya di lantai pasar. Tak jauh dari anak tangga. Mereka berjejer mengisi ruang-ruang kosong lantai satu Pasar Tamrin.
Renaldi, penjual sembako mengaku aturan pembatasan jam operasional pasar merugikan dirinya. Di samping itu, aturan tak adil. Penjual resmi di dalam pasar tertib aturan, tapi berbeda dengan penjual liar di sisi jalan.
“Ya kita jualan semua. Karena aturan itu tidak adil. Kita disuruh tutup tapi yang di luar sana bebas jualan,” kesalnya.
Asisten bidang Perekonomian dan Pembangunan Daerah, Sekretariat Daerah Bontang Zulkilfi pun menaggapi. Ia mengaku. Pemkot kesulitan menertibkan pedagang liar yang dimaksud.
"Susah ditertibkan karena menyangkut hajat hidup orang banyak," ujar Zulkifli. Alhasil, sebagai win-win solution, pasar tetap boleh jualan. Tanpa hambatan dan batasan. Terutama di akhir pekan.
Tak hanya pasar. Pulau Beras Basah juga dibuka. Dimana Sejak Januari ditutup rapat. (wal/boy)
Tags :
Kategori :