Samarinda, nomorsatukaltim.com – Meski mengeluhkan sulitnya menggelar kompetisi sepak bola saat ini. Bek tengah Borneo FC Samarinda, Wildansyah tetap mengimbangi dengan melakukan hal positif. Tak jarang, pemain asal Bandung itu membagikan sesi latihan mandirinya di media sosial pribadinya.
Sudah berusia 34 tahun. Wildansyah tetap menunjukkan integritasnya sebagai pemain profesional. Di masa pandemi yang melumpuhkan Liga 1. Wildan ditengarai banyak melakukan hal yang masih berkaitan dengan sepak bola tentunya.
Pulang ke kampung halamannya di Bandung. Wildan banyak mengisi waktu dengan bermain bola bersama rekan-rekan lamanya. Juga memantau langsung Sekolah Sepak Bola (SSB) yang ia dirikan.
Selain itu, Wildan juga sempat mengambil kursus kepelatihan. Dengan meng-upgrade levelnya menjadi AFC C. Dari kursus yang berlangsung selama 2 pekan itu. Wildan mendapat banyak ilmu baru. Khususnya di bidang pengembangan pemain belia.
Di kesehariannya, Wildan juga memiliki banyak waktu untuk memperdalam ilmu agamanya. Dengan lebih sering mengaji. Serta yang paling sering ia pamerkan di media sosialnya adalah saat rekan duet Javlon Guseynov itu melakukan latihan mandiri.
Seperti yang dipantau nomorsatukaltim.com melalui Instagramnya beberapa waktu lalu. Wildan tampak sedang melakukan gerakan zig-zag. Dengan pangkal pahanya diikat oleh sebuah tali elastis. Berulang-ulang ia lakukan itu di pekarangan rumahnya yang tak terlalu luas.
Selepas itu, Wildan tampak melakukan dribbling. Juga memanfaatkan lokasi yang sama. Walau sempit, ia terlihat sangat menikmati sesi latihannya itu.
"Fungsinya untuk melatih agility dan endurence," kata Wildansyah, kepada nomorsatukaltim.com pada Rabu 10 Februari 2021.
Wildan memang dikenal sebagai pemain gigih. Berposisi sebagai benteng pertahanan tim. Daya tahan untuk menahan gempuran penyerang lawan sangat baik. Ia juga dikenal sebagai pemain yang tak ragu melakukan duel fisik pada lawannya. Dan sangat jarang diterpa cedera karena kedisiplinannya menjaga tubuh dan menerapkan pola makan dan tidur teratur.
Disinggung soal kompetisi, Wildan menyesalkan sikap PSSI yang terlambat membatalkan kompetisi. Dalam kondisi mereka berat mendapatkan izin keramaian. Jika dihitung sejak awal mula musim 2020 bergulir. Maka PSSI menggantung kompetisi hampir setahun lamanya.
"Kalau menurut saya , memang telat. Karena tidak ada kepastian sama sekali," lanjutnya.
Ke depan, Wildan berharap pengurusan izin keramaian yang kini sedang diupayakan PSSI dan PT LIB berjalan lancar. Hingga wacana menggelar kompetisi usai Idulfitri tak lagi-lagi jadi isapan jempol saja.
"Semoga di tahun 2021 ini , liga kembali digelar. Harapannya bisa berjalan lancar. Izin dari kepolisian harus pasti. Setiap pertandingan harus sesuai dengan menjaga dan melaksanan protokol kesehatan," tutupnya. (frd/ava)