Panic Buying, Pasar Tradisional di Balikpapan Dipadati Warga Jelang Lockdown

Jumat 05-02-2021,14:23 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Sejumlah pasar tradisional di Balikpapan mengalami peningkatan kunjungan, Jumat (5/2/2021). Peningkatan itu disinyalir terkait kebijakan pemkot yang berniat menghentikan seluruh kegiatan masyarakat dan meminta warganya untuk berdiam diri di rumah selama akhir pekan.

Di Pasar Pandansari, Balikpapan Barat, terpantau ramai. Beberapa warga mengaku mulai mempersiapkan kebutuhan dapurnya untuk dua hari ke depan. "Biar enggak repot saja, karena kalau besok lockdown kan takutnya nggak sempat berbelanja," ujar Fendi, warga Baru Ilir. Sejumlah pedagang pun telah mengetahui adanya imbauan dari UPT Pasar Pandansari sejak Kamis malam. Bahkan dipertegas pada Jumat pagi tadi. "Iya sudah dikasih tahu sama UPT Pasar sejak semalam (Kamis), tadi pagi juga," ujar Ibnu Hasim, pedagang ikan. Lanjut Hasim, ia keberatan dengan adanya kebijakan lockdown yang akan dilakukan oleh pemerintah. Pasalnya, jika para pedagang tidak boleh berjualan, maka tidak akan ada penghasilan. "Enggak mau sebetulnya kita pak. Yang pegawai enak aja dapat gaji bulanan, kita ini yang harian. Mau dikasih makan apa anak kita," jelasnya. Senada dengan Hasim, pedagang lainnya, Wawan Sulaiman mengaku sejak Jumat pagi pukul 08.00 Wita, jumlah pengunjung pasar terus meningkat. Bahkan jumlah belanjaan yang dibeli juga cukup banyak. "Iya banyak seperti borong gitu. Soalnya kan besok katanya mau ada penutupan gitu. Jadi sampai sekarang tambah banyak ini orang," ujarnya. Bahkan tingkat kunjungan kali ini, disebut Wawan sangat meningkat dari hari biasanya. "Ini lebih ramai juga, kemarin-kemarin itu enggak seperti ini," jelasnya. Sementara itu, panic buying terlihat dari beberapa warga yang dengan sengaja membeli kebutuhan pokok dengan jumlah yang cukup banyak. "Iya mas, tadi pagi tetangga banyak yang belanja. Saya dikasih tahu jadi langsung belanja buat stok," ujar Musriani. Musriani mengaku, hal ini terpaksa ia lakukan agar tidak bingung mencari kebutuhan pangan saat benar-benar terjadi lockdown pada Sabtu besok. Senada dengan Musriani, Rahayuningsih juga sengaja membeli kebutuhan pangan untuk persediaan saat berada di rumah. "Katanya kan mau di lockdown, mas. Jadi ya kita beli buat besok. Di rumah jadi ada stok masakan," jelasnya. Hal yang sama terjadi di Pasar Rakyat Klandasan. Masyarakat di sekitar pasar berburu kebutuhan pangannya untuk dikonsumsi, Sabtu (6/2/2021) dan Minggu (7/2/2021). Meski demikian, para pedagang di pasar Klandasan mengaku, gejala panic buying itu tidak begitu terpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Rata-rata pengunjung hanya membeli sesuai keperluannya untuk waktu yang singkat. "Ya, kalaupun memborong, kan ini memang masih tanggal muda," ujar Udin, pedagang ikan. Di sisi lain, pedagang malu-malu menyampaikan kekhawatirannya terkait kebijakan pemerintah yang meminta agar masyarakat berdiam diri selama dua hari, juga berdampak pada aktivitas mereka di pasar. "Kita ikut apa kata pemerintah. Tapi kalau libur artinya pendapatan berkurang," katanya. Sementara itu, harga sejumlah bahan pangan terpantau normal. Meskipun komoditas seperti cabe, masih berada di angka sekitar Rp 70 ribu sampai Rp 80 ribu per kilo. (ryn/bom/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait