Ekoturisme Harus Jadi Andalan Baru Pariwisata Kaltim

Rabu 03-02-2021,11:22 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Tahun ini pariwisata Kaltim masih sulit bangkit. Terlihat dari sepinya permintaan paket wisata. Yang ditawarkan agen-agen wisata dan perjalanan. Bahkan ada prediksi, bahwa sektor wisata baru akan tumbuh di akhir 2021.

Tentu prediksi itu juga memiliki alasan. Yakni, pembagian vaksin yang sudah merata. Juga kemanjuran vaksin yang sudah terbukti meredam COVID-19 di segala penjuru. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Association of the Indonesia Tours and Travel (Asita) I Gusti Bagus Putra menyatakan, walaupun tanpa pandemi, memang di awal-awal tahun selalu sepi agenda wisata. Penyebabnya, karena perjalanan hanya sebatas dinas pemerintahan saja. "Biasanya begitu. Cuma dilakukan seperti itu. Tapi, karena pandemi, makin jadi (sepinya)," ucapnya. Ia menjelaskan, saat ini di biro-biro perjalanan hanya menawarkan harga tiket saja. Sementara untuk paket wisata, nyaris tidak ada. Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi di sektor wisata untuk tahun dengan sio kerbau logam ini tidak signifikan. Atau sama saja dengan 2020 kemarin. "(Biasanya) ada saja yang (sudah) pesan tiket untuk pertengahan tahun, tapi sekarang enggak ada," tambahnya. Baginya, musim pandemi memang saatnya ada hal yang baru. Seperti ecotourism yang harusnya bisa menjadi andalan baru. Dirinya bahkan mengapresiasi langkah-langkah yang telah disiapkan oleh rekan-rekannya sesama anggota Asita Kaltim. Langkah-langkah itu seperti pemberian promo harga tiket. Tujuannya tak lain untuk memulihkan sektor pariwisata di Bumi Mulawarman. Namun menurut I Gusti Bagus Putra lagi, kebijakan-kebijakan yang disiapkan memang harus mampu menjangkau pelaku-pelaku industri pariwisata. Khususnya destinasi wisata. "Dan kebijakan itu harus secara merata," tegasnya. Lebih lanjut, kata I Gusti Bagus Putra lagi, biro perjalanan wisata yang selama ini menggantungkan pendapatan melalui sektor pariwisata, sudah selayaknya mulai mengembangkan visi pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). I Gusti Bagus Putra menegaskan hal ini penting. Karena ekowisata yang mengembangkan visi tersebut, dianggap mampu terus berlanjut. "Meskipun ada tantangan, tak terkecuali di saat pandemi, cuma itu bakal lebih survive," bebernya. Ia mendefinisikan, pariwisata berkelanjutan sebagai pariwisata yang memperhitungkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini juga masa depan. Kriteria itu akan memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan, dan masyarakat. Hal lainnya yang diungkapkan ialah kepastian adanya destinasi yang berbeda dibandingkan sebelumnya. Yakni new normal destination. "Yang secara konsisten mereka menjadi percontohan. Sehingga wisatawan lokal ada yang mau berkunjung," sambungnya. Dirinya juga memberikan saran lain kepada pemerintah. Untuk tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Apalagi promosi itu dilakukan ke luar daerah. Baginya itu hal yang percuma jika dilakukan. Anggaran yang serba terbatas saat ini, harusnya bisa difokuskan pada pembenahan destinasi. "Ketika wisatawan lokal bosan di rumahnya, selain staycation di hotel misalnya, dia bisa jalan-jalan ke ekowisata. Dengan ekowisata wisata maka perekonomian bisa menggeliat dengan tetap memperhatikan 3A yakni Amenitas, Atraksi, Aksesibilitas di daerah ekowisata tersebut," pungkasnya mengakhiri. (nad/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait