Demi Lestarikan Jejak Sejarah

Rabu 03-02-2021,10:41 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TARAKAN menjadi salah satu daerah penting dalam sejarah Perang Dunia (PD) II di Asia Pasifik. Yakni pertempuran antara sekutu dan tentara Jepang. Sehingga, jejak sejarah PD II di Tarakan masih sering ditemukan secara tidak sengaja. Misal, senjata api dan bom.

Peduli dengan sejarah, membuat sejumlah warga dari berbagai latar belakang, membentuk sebuah komunitas. Agar dapat ikut menjaga dan merawat situs-situs bersejarah di Bumi Paguntaka. Berdiri sejak 2 tahun lalu, Komunitas Tarakan Tempo Doeloe aktif membantu pemerintah daerah dalam memelihara situs peninggalan PD II. Aktif hingga saat ini. "Rata-rata teman-teman TTD (Tarakan Tempo Doeloe) ini kumpulan orang pencinta sejarah. Baik sejarah perang, budaya, kerajaan, termasuk peradabannya,” ungkap Nor Fadly Juliansyah, Ketua Tarakan Tempo Doeloe, Selasa (2/2). Ia juga menyebut latar belakang yang bergabung, ada yang merupakan pemandu wisata, mahasiswa, wiraswasta, pengusaha, dan bekerja di pemerintahan. “Memang di antara teman-teman ini, ada yang memiliki relasi di luar negeri, khususnya dengan negara yang terlibat di dalam Perang Dunia kedua," ujarnya. Atas dasar kecintaan dan semangat menjaga situs sejarah, TTD semakin mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat, maupun dari luar negeri. Tidak jarang dalam kegiatannya, TTD juga menemukan benda peninggalan PD II. "Kegiatan kami sebenarnya mengeksplor saja. Tempat (bersejarah, Red) itu memang sudah terdata oleh pemerintah, cuma mungkin belum bisa dimaksimalkan,” ujarnya. “Kalau menemukan peninggalan sejarah, mungkin tidak banyak. Hanya beberapa selongsong peluru, atau ada bekas mortir, tapi kalau tempat-tempat baru seperti bangunan, kemungkinannya sudah kecil. Karena semua objek situs peninggalan Perang Dunia kedua, kemungkinan besar sudah ditemukan semua," sambung Fadly. Ia juga mengungkapkan TTD menemukan lubang pertahanan. Yang berada di tengah hutan. "Lubang pertahanan atau parit pertahanan galian dan bunker, memiliki perbedaan. Kalau bunker jelas ada bangunan pintu di atasnya. Dicor dan diberi pintu. Istilahnya, bisa dikatakan benteng bawah tanah. Kalau lubang pertahanan ini, hanya dibuat ala kadarnya secara darurat, untuk berlindung saat pertempuran," jelasnya. Pihaknya telah mendata sekitar 75 lubang pertahanan tersebut. Hal itu, juga tidak lepas dari bantuan informasi dari pemerintah Australia. Yang memberikan info titik lokasi serta informasi lain terhadap pertempuran di Tarakan. "Dari informasi sejarah, lubang-lubang pertahanan ini dibuat oleh Jepang. Karena Jepang tidak memiliki cukup waktu dan sumber daya membuat bunker. Mereka hanya membuat lubang pertahanan untuk berlindung dari serangan sekutu," tuturnya. Bekas PD II yang ditemukan, ditandai Fadly dengan teman-temannya menggunakan plang. Agar tidak disalahartikan warga saat ditemukan. Ia pun berharap situs-situs bersejarah itu, mendapat perhatian lebih. Agar mengantisipasi rusaknya situs bersejarah dari fenomela alam. */ANI/REI
Tags :
Kategori :

Terkait