Transmisi Lokal Makin Banyak

Senin 01-02-2021,13:36 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

DINAS Kesehatan (Dinkes) Berau, kembali merilis perkembangan kasus COVID-19. Kasus meninggal bertambah, total sudah 34 orang. Transmisi lokal pun demikian.

Kepala Dinkes Berau, Iswahyudi mengatakan, saat ini terjadi penambahan kasus sebanyak 59 orang. Dari 59 pasien yang dinyatakan positif COVID-19, terbanyak berasal kasus transmisi lokal. “Jadi memang itu belum diketahui sumber penularannya dari mana,” ujarnya kepada Disway Berau, Minggu (31/1). Selain pasien sembuh, Iswahyudi menyebut ada 27 pasien yang diperbolehkan pulang. Hal itu lantaran ada dua kemungkinan. Yang pertama adalah setelah perawatan, pasien sudah sehat dan lanjut karantina mandiri, dan yang kedua adalah pasien sudah dinyatakan sembuh. “Ada beberapa yang kondisinya sudah tanpa gejala dan perbolehkan untuk karantina di rumah. Walaupun begitu, tetap saja mereka dipantau oleh Satgas COVID-19 dan petugas puskesmas. Jadi dipastikan aman,” katanya. Iswahyudi juga menyebut adanya pasien terkonfirmasi COVID-19 yang meninggal dunia. Yakni, RNB (26) warga Teluk Bayur dengan kode Berau-2.361. “Dari total kasus kematian, mungkin ini yang paling muda,” ungkapnya. Menurut Iswahyudi, meningkatnya kasus kematian di Berau dipengaruhi oleh rasa khawatir masyarakat itu sendiri. Dikatakannya, banyak masyarakat yang enggan datang ke fasilitas kesehatan, karena takut di COVID-kan. “Karena takut di-COVID-kan, mereka sembarangan minum obat. Dan pas mulai parah, baru mau ke rumah sakit buat berobat. Dan ternyata benar positif. Akhirnya, keluarganya semua terkonfirmasi,” bebernya. Diakuinya, kasus seperti ini kerap terjadi dalam waktu beberapa bulan terakhir. Bahkan, kasus ini pun cenderung mempersulit kinerja tenaga kesehatan dalam melakukan terapi dan tracing. “Seandainya datang dengan gejala ringan, mungkin pengobatannya akan lebih mudah. Tapi kalau sudah dengan gejala berat disertai komorbit, itu akan sulit,” tegasnya. Selain Iswahyudi, dokter spesialis paru RSUD dr Abdul Rivai, Robert Christian Naiborhu juga menyikapi kasus kematian di Berau. Menurutnya, kasus kematian karena COVID-19 mengalami peningkatan. “Mungkin ada banyak faktor dan penyebabnya, tapi jumlah angka yang sakit juga bertambah sangat tinggi, namun angka kematian COVID di Berau masih jauh di bawah angka kematian COVID di Kaltim khususnya,” jelasnya. Dia mengimbau, kepada masyarakat Berau, jika mengalami gejala yang mirip flu atau gejala lain yang aneh, harap segera periksakan diri. Jika hanya periksa swab antigen atau rapid antibodi ternyata positif atau reaktif, jangan berusaha obati diri sendiri, di samping membahayakan dan dapat mengakibatkan penularan. “Lebih baik koordinasikan ke Dinas Kesehatan, karena penyakit apapun jika lebih awal ditangani kesembuhannya semakin besar,” ungkapnya. “Dan saya ingin menggaris bawahi adalah rapid atau swab antigen bukan bisa dijadikan patokan akhir dari penyakit anda, swab PCR yang terbaik,” imbuhnya. */fst/app
Tags :
Kategori :

Terkait