Minim Fasilitas, Nelayan Kutim Lari ke Bontang dan Berau

Minggu 03-01-2021,21:08 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Kutim, nomorsatukaltim.com – Tangkapan ikan di laut Kutai Timur sebenarnya melimpah. Tapi sayang, kurangnya pelabuhan perikanan membuat nelayan tak bisa langsung membawa ikannya ke Kutim. Melainkan harus melalui daratan kabupaten/kota tetangga dulu.

Tentu ini membuat harga ikan laut sedikit lebih mahal dari seharusnya. Karena adanya ongkos angkut dari luar daerah ke Kutim lagi. Menggunakan angkutan darat.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutim, Ayub mengatakan, pelabuhan perikanan di Kutim sangat diperlukan. Agar hasil tangkapan nelayan Kutim bisa langsung dibongkar. Bukan harus ke daerah lain dahulu, baru kemudian diantar ke Kutim.

“Nelayan Kutim, rata-rata membongkar hasil tangkapan di Bontang atau Berau. Karena pelabuhan perikanan di sini masih minim fasilitas,” ucap Ayub.

Pelabuhan perikanan biasanya langsung berfungsi sebagai Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI). Selain itu juga menyediakan kebutuhan nelayan untuk melaut. Baik itu bahan makanan untuk bekal melaut, bahan bakar solar hingga es balok sebagai pengawet ikan.

Ayub mengatakan, sebenarnya di Kutim sudah memiliki PPI di wilayah Kenyamukan. Hanya saja karena pengelolaan dimiliki oleh DKP Kaltim, fasilitas yang dimiliki masih minim. Otomatis nelayan pun enggan berlabuh di pelabuhan tersebut.

“Mereka (nelayan) pasti berhitung. Makanya banyak nelayan justru pergi ke Bontang atau Berau,” ungkapnya.

DKP Kutim sebenarnya aktif berkomunikasi dengan pemerintah provinsi. Agar fasilitas di Pelabuhan Perikanan Kenyamukan dapat ditambah. Hanya saja masih perlu waktu untuk bisa memenuhi itu semua. Saat ini baru tersedia stasiun pengisian solar, dan masih diupayakan agar penyediaan solar dapat yang bersubsidi.

“Kemudian juga masih perlu pabrik es balok. Agar menjaga kesegaran ikan nelayan. Pelan-pelan dibangun,” bebernya.

Padahal jumlah hasil tangkapan di wilayah Kutim sangat besar. Jumlah nelayan pun juga tak sedikit. Setidaknya ada sekitar 5 desa yang memiliki nelayan cukup banyak. Mulai dari Sangkulirang, Desa Selangkau, Muara Bengalon, Kenyamukan dan Teluk Pandan jadi basis nelayan dengan jumlah besar.

“Baik nelayan berbulan-bulan di laut. Sampai yang hanya berangkat malam pulang pagi. Semua ada,” sebutnya.

Oleh karena itu ia menilai, peran pelabuhan perikanan sangat penting di Kutim. Agar hasil nelayan tangkap bisa langsung dinikmati warga Kutim sendiri. Bahkan menurutnya jumlah pelabuhan perikanan perlu ditambah. Desa Selangkau jadi bidikan jika kemampuan keuangan daerah mencukupi.

“Masih rencana, tapi saya rasa perlu. Karena kita tidak mungkin memakai pelabuhan milik tambang atau sawit. Jadi memang harus pelabuhan sendiri,” tandasnya. (bct/ava)

https://www.youtube.com/watch?v=XJwbn-qiiW0
Tags :
Kategori :

Terkait