Natal 2020; Ibadah, Kreativitas, dan Peran Gereja yang Berbeda

Minggu 27-12-2020,19:55 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Kutim, nomorsatukaltim.com – Akibat pandemi COVID-19, perayaan Natal 2020 di Kutai Timur (Kutim) terasa kurang meriah. Pasalnya, gereja harus membatasi jumlah jemaat yang hadir saat ibadah Natal. Namun hal itu dipastikan tidak mempengaruhi keimanan umat kristiani.

Pendeta Augustinus Sagala yang memimpin ibadah Natal di Gereja Jemaat Bethany The Royal Church mengakui pandemi COVID-19 ini memang mempengaruhi berbagai sektor. Baik sektor ekonomi hingga sektor keagamaan juga terganggu. Gereja di Jalan Yos Sudarso 2 Sangatta Utara ini terpaksa harus membatasi jumlah jemaatnya secara drastis.

“Sejatinya bisa menampung 800 orang. Namun pada Natal tahun ini dibatasi hanya 150 orang saja yang bisa beribadah,” ucap Augustinus.

Jemaat yang berumur 12 tahun ke bawah dan usia lebih 60 tahun pada Natal kali ini diminta beribadah di rumah saja. Kemudian, perayaan pesta Natal juga tidak dilakukan, gereja hanya menjalankan ibadah Natal saja.

“Tahun ini benar-benar berbeda. Tapi saya yakin hal ini tak mempengaruhi keimanan umat kristiani di Kutim,” paparnya.

Ia pun mengungkapkan, tak sedikit jemaat gereja yang juga mengeluh terkait kondisi tahun ini. Mulai dari diputus kerja oleh perusahaan hingga yang mengaku usaha dagangnya berkurang karena pandemi.

“Peran gereja dalam hal ini adalah memberi misi sosial. Minimal bisa memberi jalan keluar dan menampung keluhan mereka,” katanya.

Maka dari itu, Gereja Jemaat Bethany The Royal Church mengangkat tema Natal tahun ini Kesukaan Besar untuk Bangsa. Artinya, rasa bahagia di tengah kondisi yang serba susah saat ini adalah pilihan. Apakah jemaat mau bekerja keras melanjutkan jalan hidupnya atau tidak.

“Ya, hidup itu memang pilihan. Apakah kita mau mengikuti ketakutan dan kekhawatiran kita atau melihat harapan bagus ke depan,” bebernya.

Aktivis Pemuda Remaja Gereja Jemaat Bethany The Royal Church, Yuspiyeni Ewang mengungkapkan hal yang sama. Memang Natal tahun ini membatasi beberapa hal, tetapi juga membuka kreativitas di sisi lain. Jika biasanya ada penampilan drama cerita Natal, kini berganti dengan penampilan film.

“Jadi kami buat film yang ditayangkan setelah ibadah Natal. Durasinya memang hanya 5 menit tapi bisa ditonton semua jemaat,” kata Yeni.

*

Seperti di daerah lainnya. Umat kristiani di Penajam Paser Utara (PPU) merayakan Hari Raya Natal dengan suka cita. Meski di tengah protokol kesehatan yang ketat, perayaan misa Natal di sejumlah gereja berjalan dengan khidmat dan lancar.

Ada sekira 42 gereja di daerah pemekaran Kabupaten Paser ini. Kamis malam 24 Desember 2020 sekira pukul 19.00 Wita, jemaat masing-masing gereja berdatangan. Seragam mengenakan pakaian bersih dan rapi. Komplit dengan masker terpasang menutupi hidung hingga dagu. Bagi yang perempuan dan laki-laki, dewasa dan anak-anak.

Saat masuk gereja, harus melalui pendataan petugas. Yang mengarahkan untuk mencuci tangan lalu mengukur suhu jemaat.

Di dalam gereja, bangku-bangku tersusun berjarak. Menandakan siapa saja yang duduk berada 1,6 meter dengan sebelahnya.

Tags :
Kategori :

Terkait