Gereja di Bontang tetap bisa menggelar ibadah Natal tatap muka. Tapi harus memenuhi beberapa syarat.
Bontang, nomorsatukaltim.com - Tidak ada yang baru di tahun baru nanti. Masih sama saja seperti 8 bulan terakhir. Tetap dihantui COVID-19.
Pagebluk Covid memang tak henti-henti menginvasi. Segala sektor dibuat babak belur olehnya. Mulai dari sektor ekonomi hingga kegiatan keagamaan.
Idulfitri lalu demikian. Salat Id hanya di rumah masing-masing. Mudik tidak diperbolehkan. Silahturahmi ke tetangga dan kerabat tetap ada dalam praktiknya. Tapi tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Kaum nasrani juga harus demikian. Ibadah Natal dan Tahun Baru nanti dibatasi. Tidak boleh ada berkerumun di dalam gereja.
Kapasitas ruangan tak bisa full. Hanya separuh saja. Dan jemaat harus pakai masker serta jaga jarak selama beribadah. Wali kota Bontang sudah mengerdarkan surat ke tiap-tiap gereja. Nanti pengelola rumah ibadah harus bertanggung jawab.
Dalilnya dari perwali. Setiap instansi yang menggelar hajatan harus jadi penanggung jawab. Sama halnya kasus Habib Rizieq di Jakarta sana.
Prosesi ibadah yang sudah dengan banyak penyesuaian itu. Akan dijaga oleh aparat kepolisian. Selain menjaga keamanan. Polisi juga berfungsi untuk mengingatkan jemaat tertib protokol kesehatan.
"Kami sudah rakor dengan lintas stakeholder. Agar pengamanan ibadah natal dan tahun baru dibatasi," ujar Kepala Dinas Kesehatan Bontang dr Bahauddin kepada wartawan, Jumat 18 Desember 2020.
Apalagi kasus COVID-19 di Bontang mulai menyala lagi. Sudah 4 kelurahan yang kembali masuk zona merah. Padahal sempat berganti hijau. Hanya hitungan pekan kembali menyala lagi.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni pun sudah memesan mobil PCR. Tujuannya supaya menguji massa lebih masif.
Mobilnya sudah dibeli. Tinggal menunggu tiba saja. Karena mobil khusus. Maka pembuatannya pun memakan waktu.
"Kita sudah beli mobil PCR. Harapannya makin banyak warga yang bisa swab. Supaya memudahkan pemetaan dan tracing," ungkapnya.
Yang jelas COVID-19 masih riang gembira di atas penderitaan warga. Vaksin masih menjadi harapan semuanya. Supaya Covid tak gila-gilaam merajalela. (wal/ava)