Kejari PPU Punya Hiasan Dinding Baru

Kamis 17-12-2020,21:41 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

PPU, nomorsatukaltim.com - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim), kini miliki pajangan baru di dinding kantornya. Yaitu, benih anti korupsi, dalam bentuk lukisan.

Lukisan ini bernilai karya seni tinggi. Bagaimana tidak, pelukisnya ialah siswa-siswi sekolah menengah pertama (SMP) sederajat. Ada 3 buah lukisan yang terpampang di lobi masuk kantor jaksa itu. Lukisan pertama karya Masya Rahma Kalisa dari SMPN 1. Lukisan dia mengisahkan tentang gerombolan tikus berdasi pencuri uang. Itu diibaratkan para koruptor. Lalu ada sesosok manusia di belakangnya, mengenakan seragam KPK. Dan membawa sebilah bambu. Diibaratkan sebagai penjaga uang rakyat. Tertulis di sudutnya goresan kuas bertulis "stop korupsi". Yang kedua lukisan karya Diva Aulia siswi SMPN 3. Karyanya bernuansa warna biru. Tergambar sebuah bola dunia dengan kehidupan di atasnya. Ada tulisan "berani jujur, hebat". Di bawah gambar itu, ada dua orang. Tapi yang terlihat hanya tangannya. Sedang melakukan transaksi kotor kisahnya. Namun tangan satu lagi tangan bersimbol menolak. Yang terakhir lukisan Egi Novita dari SMPN 3. Lukisan dia ini unik. Sangat menggambarkan kondisi yang kerap terjadi belakang. Ada seekor tikus, lengkap dengan jas dan dasinya sedang berdiri. Dihadapan tikus itu ada ratusan orang. Latarnya ada sebuah gedung-gedung. Gambar ini diibaratkan dengan situasi demonstrasi pada pelaku korupsi. Lucunya, yang digambarkan sebagai tikus tadi yang menghadapi para demonstran itu. Kejari PPU mendapatkan lukisan-lukisan ini tak mudah. Mereka menggelar seleksi. Ajang perlombaan memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2020, yang jatuh 9 Desember lalu. Kepala Kejari PPU I Ketut Kasna Dedi menjelaskan. Latar belakang diadakannya lomba itu, selain agar mendapatkan hiasan baru, ia juga ingin memamerkan bahwa kesadaran tentang anti korupsi telah tertanam sejak dini. "Agar mereka bisa mengenangnya hingga dewasa dan jauh ke beberapa tahun ke depan. Yang akhirnya mereka bisa terhindar dari perilaku seperti itu," katanya, Rabu, 16 Desember 2020. Jadi setiap pengunjung yang masuk, bisa melihat karya mereka. Pun, saat ada koruptor yang masuk ke kantor mereka, malu dengan tindakannya. Tak mudah sebenarnya Kejari PPU menentukan lukisan mana yang akan dipajang. Ada sekira 20 lukisan bertema serupa menjadi pilihan-pilihannya. Yang menelurkan karyanya di aula Kantor Kejari PPU saat itu. Dalam penentuannya 3 lukisan tadi, Kejari PPU mengundang dua jurnalis juga sebagai penentunya. Dimintai untuk memberikan penilaian bersama mereka. Lebih lanjut, melalui lomba ini Kasna ingin membangun kesadaran sejak dini. Mengenai dampak buruk yang ditimbulkan dari tindak korupsi. Karena uang rakyat maupun uang negara, seyogyanya digunakan hanya untuk pembangunan. Demi kesejahteraan bersama, bukan untuk pribadi. Kemudian, ini juga merupakan pemberian pemahaman gaya baru. Karena biasanya pemahaman seperti itu terhadap pelajar dilakukan dalam bentuk seminar dan sejenisnya. Makanya tahun ini dikemas dalam bentuk lomba. Selain lomba melukis, Kejari juga menggelar lomba cipta puisi. Yang ini untuk setingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat. Puisi hasil karya peserta dikirim secara daring. Kemudian yang mendapat juara diundang membacakan puisinya. "Saya mengapresiasi semua karya peserta lomba, baik cipta puisi maupun melukis. Karena semua peserta, meskipun mereka masih muda, mereka sudah memahami bahwa korupsi adalah tindakan yang salah," pungkasnya. (rsy)
Tags :
Kategori :

Terkait