Optimistis Ekonomi Membaik

Selasa 15-12-2020,10:42 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG SELOR, DISWAY – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie optimistis perekonomian tetap baik. Berbagai upaya pun dilakukan, guna memastikan pergerakan perekonomian dan tingkat konsumsi masyarakat tetap baik.

Irianto menuturkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, meski perekonomian terkontraksi, namun beberapa sektor masih tumbuh positif. Bahkan, BPS mencatat, ekonomi Kaltara triwulan II-2020 terhadap triwulan II-2019, terkontraksi -3,35 persen (y-on-y). Sementara pada triwulan III, kontraksi -1,46. Dari sisi produksi, pertumbuhan negatif didorong oleh hampir semua lapangan usaha. Tertinggi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, yang terkontraksi sebesar 19,27 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan negatif tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang terkontraksi sebesar 6,54 persen. Ekonomi Kaltara, kata Irianto, pada semester I-2020 masih tumbuh, meski tidak signifikan dibanding semester I-2019, yaitu tumbuh 0,81 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,89 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen impor barang dan jasa yang tumbuh sebesar 7,45 persen. “Itu artinya, meski mengalami kontraksi, perekonomian Kaltara masih tetap tumbuh positif pada beberapa sektor. Bahkan, masih terhitung jauh dari resesi. Namun, kita jangan lengah dan jangan sampai turunnya negatif. Sebab, kalau turun lagi dan negatif, maka akan resesi,” tuturnya. Pertumbuhan ekonomi yang masih baik itu, juga terasa hingga di wilayah perbatasan. “Jadi, pandemi ini memang belum berpengaruh besar kepada pertumbuhan perekonomian di Kaltara. Ini terbukti dengan masih baiknya tingkat konsumsi masyarakat. Perdagangan lokal juga berjalan baik. Untuk ekspor impor, atau perdagangan lintas batas, di awal-awal sempat terkendala, namun dengan berbagai pendekatan, akhirnya dapat berjalan lagi,” ungkapnya. Menurutnya, sumber pertumbuhan ekonomi Kaltara yang tertinggi adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan sumbangsih sebesar 0,48 persen. Sementara itu, secara Q to Q, sumber perekonomian tertinggi pada triwulan II-2020, adalah administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan sumbangsih sebesar 0,22 persen. Sementara itu, lanjutnya, di masa adaptasi kebiasaan baru, memaksa siapa pun menyiapkan skenario terburuk hingga pandemik COVID-19 bisa dikendalikan. Namun sambil menunggu, kata Irianto, ketidakpastian akan selalu muncul. Meski begitu, ia menyatakan harus segera diambil langkah strategis untuk menghadapinya. ”Era adaptasi baru pun dijajaki demi menghadapi ketidakpastian. Kaltara memilih mengedepankan isu tentang SDM dan menjadi fokus pembangunan,” ujarnya. Pemprov pun, telah menyiapkan sejumlah langkah. Di antaranya, sejalan dengan keingininan pemerintah pusat, untuk menjaga daya beli masyarakat dengan tetap melibatkan ekonomi sektor riil. Caranya, dengan memberikan stimulus pelaku UMKM di lima kabupaten/kota sebesar Rp1,5  miliar, serta menyelenggarakan program bantuan tunai dan mempermudah realisasi subsidi ongkos angkut barang dan penumpang, baik udara dan air sebesar Rp 23,1 miliar. Sambil terus melakukan diversifikasi sumber pertumbuhan emonomi, mendorong hilirisasi dan pelaku ekonomi kreatif untuk terus berkreasi. ”Selain stimulus pada UMKM, juga memberikan pelatihan peningkatan kemampuan teknologi dan pemasaran, pembinaan pelaku industri kecil, serta akses ke market place,” ucapnya. Struktur ekonomi Kaltara yang didominasi lima lapangan usaha utama, yaitu pertambangan dan penggalian; pertanian, kehutanan, dan perikanan; konstruksi; perdagangan besar dan eceran; serta transportasi dan pergudangan. Sementara itu, sektor dan komoditas andalan dan daya saing besar bagi Kaltara, ada di pertambangan (batu bara), pertanian (kepala sawit/CPO), perikanan (udang dan rumput laut), kehutanan (kayu lapis). Jika berkaca pada tujuh tahun belakangan sejak awal Kaltara berdiri, pembangunan banyak yang telah dirampungkan. Karena itu, Irianto merasa optimistis lima sektor manufaktur yang telah ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0 Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik, serta kimia mampu dijalankan. Peluang dari pembangunan KIPI, misalnya, bisa membangkitkan industri otomotif. Khususnya untuk pengembangan mobil listrik, dimana salah satu klaster industri di KIPI Tanah Kuning akan dibangun pabrik baterai litium untuk mobil listrik. Dengan memanfaatkan bahan baku bauksit yang berlimpah di Kaltara. Selain itu, pembangunan industri makanan dan minuman ditargetkan menjadi kekuatan manufaktur besar di ASEAN. Kelapa sawit dengan ragam produk turunan yang dimiliki sebagai basis produk makanan dan minuman sangat melimpah. Luas peruntukan lahan perkebunan seluas 808.900 hektare, diyakini mampu menghasilkan CPO sebanyak 827.173 ton per tahun, lebih dari dua kali lipat dari realisasi saat ini mencapai 206.793 hektare. ”Dua industri ini akan didukung energi listrik dari PLTA Kayan. Kami harap menaikkan daya saing,” katanya. HMS
Tags :
Kategori :

Terkait