Sentimen Vaksin Masih Memengaruhi Pasar Saham
Senin 14-12-2020,14:27 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny
Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pada pekan kedua Desember 2020, vaksin COVID-19 dan kepastian stimulus fiskal untuk mengatasi pandemi akan mewarnai sentimen pasar. Beberapa sentimen akan memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini.
Hans Kwee, direktur Anugerah Mega Investama mengatakan, vaksin COVID-19 masih menjadi sentimen positif bagi pasar saham. Saat ini pelaku pasar menanti negara lain mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer dan BioNTech atau Moderna untuk darurat. Inggris menjadi negara pertama yang memberikan izin darurat penggunaan vaksin Pfizer.
Vaksin diberikan kepada kepada petugas kesehatan garis depan, pekerja panti jompo dan mereka yang berusia di atas 80 tahun. Amerika Serikat dikabarkan telah memberikan izin darurat penggunaan vaksin yang sama. Itu setelah di Badan Regulasi Pangan dan Obat-obatan AS (Food and Drug Administration/FDA) merekomendasikan oke untuk vaksin tersebut.
“Sentimen vaksin masih menjadi sentimen positif pasar di tengah naiknya kasus COVID-19,” katanya.
Di tengah optimisme vaksin, dunia sedang menghadapi peningkatan. Kata dia, dampak peningkatan kasus mulai terlihat dengan naiknya klaim pengangguran mingguan awal sebanyak 853.000. Hal itu di atas perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones di 730.000. Itu merupakan jumlah klaim awal tertinggi sejak September dan pertama kalinya sejak Oktober melampaui 800.000.
Peningkatan kasus COVID-19 telah memaksa penerapan kebijakan social distancing yang merugikan ekonomi. Gubernur New York Andrew Cuomo pada Jumat mengeluarkan larangan makan di tempat di resto kota New York yang berlaku efektif pada Senin ini.
"Selain itu, pelaku pasar juga sedang menanti kepastian stimulus fiskal untuk mengatasi dampak pandemi. Pelaku pasar mengalami optimisme persetujuan paket stimulus fiskal setelah anggota parlemen Demokrat dan Republik meneruskan pembicaraan yang sempat terhenti," ujar Hans Kwee saat dihubungi Ahad, (13/12).
Nampaknya, stimulus fiskal jangka pendek AS tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Ketua DPR dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, menyebutkan perselisihan mengenai paket pengeluaran dan bantuan virus corona baru bisa berlangsung sampai Natal. Selama ini anggota parlemen USA telah berdebat selama berbulan-bulan mengenai paket stimulus fiskal baru untuk mendukung ekonomi yang dilanda pandemi virus corona. Jika Amerika Serikat tidak mendapatkan stimulus fiskal sampai akhir tahun akan merugikan aset berisiko.
Dari pernyataan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan ketua Komisi Eropa Ursula Von der Leyen, sekarang ada kemungkinan kuat Inggris meninggalkan orbit UE tanpa perjanjian perdagangan bebas pada akhir bulan. Dengan batas waktu untuk melakukan pembicaraan sampai hari Minggu. Dan kedua belah masih punya banyak masalah utama, maka peluang mendapatkan kesepakatan menjadi sangat kecil.
Saat ini baik Inggris dan UE mulai mengatakan hasil yang paling mungkin adalah tidak ada hasil kesepakatan. Padahal Gubernur Bank of England, Andrew Bailey mengatakan, Brexit tanpa kesepakatan akan menyebabkan kerusakan ekonomi Inggris yang lebih lama dibandingkan pandemi COVID-19.
“Bila sampai akhir tahun ini tidak terdapat kesepakatan paket stimulus fiskal, pasar keuangan mungkin menghadapi tekanan di jangka pendek,” prediksinya.
Lanjut Hans Kwee, Bank Sentral Eropa mengecewakan investor karena tidak memberikan stimulus lebih besar. ECB memperluas skema pembelian utangnya. Dan setuju untuk menyediakan lebih banyak likuiditas ultra-murah untuk perbankan selama bank memberikan uang tunai kepada perusahaan.
ECB meningkatkan program stimulus moneter besar-besaran senilai 500 miliar euro (USD 605 miliar), menjadikan nilai totalnya 1,85 triliun euro dan memperpanjang jangka waktu untuk pembelian aset hingga Maret 2022. ECB juga mempertahankan suku bunga untuk operasi refinancing utama 0,00%, fasilitas pinjaman marjinal 0,25 % dan fasilitas simpanan -0,50%.
Sementara dari domestik, yang akan memengaruhi pasar yaitu Bank Indonesia akan mengumumkan suku bunga pada Minggu ini. Diperkirakan ada peluang Bank Indonesia menurunkan suku bunga 25 bsp untuk mendorong pertumbuhan kredit.
Data penjualan eceran yang dikeluarkan Bank Indonesia juga menunjukkan perbaikan dibandingkan Oktober. Tetapi masih mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Biasanya selain hari raya Idulfitri biasanya penjualan eceran juga naik menjelang akhir tahun akibat libur Natal dan tahun baru.
"Data ini menunjukkan masyarakat masih cenderung menahan kegiatan konsumsinya sampai akhir tahun ini. Memberikan indikasi ekspektasi pemulihan ekonomi nasional masih membutuhkan waktu lagi," sebutnya.
Kemudian, vaksin COVID-19 buatan Sinovac telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada awal pekan lalu. PT Bio Farma (Persero) telah menerima 1,2 juta dosis vaksin COVID-19. Serta 1,8 juta dosis vaksin akan tiba pada tahap berikutnya.
Vaksin yang telah tiba tahap pertama akan disuntikkan kepada tenaga kesehatan yang ada di Jawa dan Bali. Sedangkan tenaga kesehatan yang ada di luar Jawa dan Bali divaksinasi menggunakan vaksin yang tiba tahap kedua.
Hans Kwee mengatakan, sasaran penerima vaksin tersebut direncanakan 30 persen penerima vaksin yang dibiayai pemerintah dan 70 persen penerima vaksin mandiri.
Pelaksanaan vaksinasi masih harus melalui tahapan evaluasi dari Badan POM guna memastikan aspek mutu dan efektivitas dan fatwa MUI untuk aspek halal. Sampai saat ini hasil akhir fase ketiga vaksin Sinovac belum keluar.
“Dan kami perkiraan hasil tersebut baru akan keluar di bulan Februari 2021. Sentimen vaksin masih ada tetapi ketersediaan vaksin masih menunggu waktu," tukasnya.
Ia menambahkan, sentimen positif vaksin mungkin masih ada di pasar di awal pekan. Tetapi mungkin pasar akan konsolidasi sesudah itu. Optimisme vaksin mungkin akan terganggu oleh peningkatan kasus COVID- 19 dan pembatasan sosial yang dilakukan beberapa negara.
Selain itu, Brexit tanpa kesepakatan akan menjadi sentimen negatif pasar. Optimisme stimulus fiskal AS mulai memudar karena mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat. "IHSG berpeluang konsolidasi melemah dalam sepekan dengan support di level 5,911 sampai 5,775 dan resistance di level 6,004 sampai 6,100," tutup Hans Kwee. (fey/eny)
Tags :
Kategori :