PPU, nomorsatukaltim.com - Pembangunan taman di depan Kantor Bupati Penajam Paser Utara (PPU) ditargetkan rampung akhir 2020. Tepatnya hingga akhir Desember nanti. Jika belum rampung, maka siap-siap saja. Kontraktor bisa kena denda. Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR PPU, Ricci Firmansyah.
"Semisal kontraknya belum selesai, masih ada waktu untuk mereka menyelesaikan, selama 50 hari. Tapi dikenakan denda," katanya, Jum'at, 11 Desember 2020.
Denda itu bentuknya pengurangan pembayaran. Nominalnya masih harus dipelajari. Karena menyesuaikan progres pekerjaan dan kesepakatan di kontrak.
Namun begitu, Ricci optimis pembangunan bisa rampung sesuai kesepakatan. Apalagi, progresnya diklaim sudah mencapai 91 persen. Hanya ada beberapa bagian saja yang menunggu penyelesaian.
"Seperti di bagian lapangan saja. Bagian taman-taman saja," ungkapnya.
Adapun Ricci juga sempat menjawab beberapa isu terakhir mengenai ornamen yang ada di taman yang dibangun di atas lahan seluas 1 hektare ini. Beberapa kelompok adat mempertanyakan desain taman ini yang terlihat tak kental dengan kearifan lokal PPU.
"Taman itu ada beberapa bagian yang kita adopsi dari budaya adat. Seperti desain tiang lampu, desain kursi, bentuk dari pendopo dan banyak lagi ornamen lainnya yang menyertakan unsur budaya," sanggahnya.
Lebih dari itu, ada satu menara khusus yang juga berdiri. Yang desainnya mengambil dari unsur-unsur keadatan. Yaitu Tugu Penyembolum. Yang artinya tugu kehidupan.
"Tugu itu mengambil dari ornamen adat," ujarnya.
Pembangunan yang memakan anggaran APBD PPU TA 2020 Sebasar Rp 24,6 miliar ini sedari awal memang menimbulkan pro-kontra. Pertanyaan itu muncul mengingat situasi pandemi yang melanda. Yang berimplikasi pada terasionalisasinya jumlah pendapat daerah.
Untuk nama taman, hingga kini masih belum ada nama resmi yang dilekatkan ke taman itu. Masih menggunakan nama proyek landscape depan kantor bupati.
"Nanti akan disepakati bersama dengan bupati PPU untuk namanya," tutup Ricci. (rsy/ava)