Simulasi Asesmen Terkendala Jaringan

TANJUNG REDEB, DISWAY - Simulasi pemetaan mutu pendidikan atau asesmen nasional (AN) terkendala jaringan. Dari 21 SMP, satu sekolah gagal mengikuti simulasi. Yaitu SMP 1 Tabalar.

“Sudah masuk dalam aplikasi, namun terputus dan tidak bisa masuk lagi," ujar pengelola ujian sekolah dan ujian nasional Dinas Pendidikan Berau, Syamsul, Selasa (8/12). Menurutnya, sistem server terus diperbaiki. Sejak awal simulasi, terdapat banyak kendala. Seperti proses masuk (log in), dan soal tidak muncul. Namun hingga simulasi ke-6, kendala sudah teratasi. Yang masih terkendala adalah jaringan. Syamsul mengatakan, simulasi asesmen nasional sebagai pengganti ujian nasional, dilakukan di 15 sekolah dasar (SD) dan 21 sekolah menengah pertama (SMP). Asesmen nasional, tambahnya, tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu. Tapi evaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil. "Rangkaian simulasi diakhiri murid SD. Sebelumnya, dilakukan simulasi proktor kabupaten dan provinsi, diikuti 2 perwakilan SMP dan 2 SD. Kemudian simulasi untuk guru, dan simulasi kelompok kerja guru," tandasnya. Dikatakan, simulasi menggunakan metode sampling, melibatkan masing-masing 5 siswa. Penerapan AN nantinya melibatkan 45 siswa SMA dan SMP, serta 30 murid SD. Rencananya, pelaksanaan akan efektif pada Maret 2021 untuk SMP, Agustus untuk SD. Syamsul mengaku, asesmen nasional tidak hanya menyasar siswa. Juga guru dan kepala sekolah. Siswa untuk asesmen kompetensi (literasi dan numerasi), guru dan kepsek untuk lingkungan belajar. Ada tiga tujuan utama dari asesmen nasional. Yaitu mendorong guru mengembangkan kompetensi kognitif yang mendasar sekaligus karakter murid secara utuh. Menunjukkan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan kompetensi dan karakter murid. Dan memberi gambaran tentang karakteristik esensial sekolah yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut. (IKY)