Ulat Grayak sudah Kebal

Rabu 02-12-2020,10:36 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG REDEB, DISWAY - Ancaman hama ulat grayak pada tanaman jagung sulit dikendalikan. Sebab hama yang berasal dari Benua Amerika ini sudah kebal. Karena sejak awal petani menggunakan pestisida dengan dosis rendah.

Jadinya, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Berau bersama petani hanya bisa menekan penyebarannya. Dilakukan sejak awal Tahun 2020. Kasi Pupuk Pestisida dan Perlindungan Tanaman Distanak Berau, Bambang Sujatmiko menjelaskan, dilakukan antisipasi di awal tahun, sebab hama ini menyebabkan gagal panen pada 2019. Di 870 hektare tanaman jagung di Berau. Terutama di Talisayan. Tahun ini, Distanak memperkirakan akan menekan kegagalan panen hingga 80 persen. Setelah dilakukan pemberantasan. Meski tidak bisa 100 persen. “Hama bukan dari Indonesia. Dari Benua Amerika. Ulat ini mampu terbang hingga 100 kilometer per detik. Berpindah lintas benua. Dan sulit diberantas," jelasnya kepada Disway Berau, Selasa (1/12). Sebenarnya, kata Bambang, memutus penyebaran hama dilakukan dengan menghentikan masa tanam selama satu musim penuh. Tapi itu tak bisa dilakukan, terutama di sentra jagung. Makanya, petani harus betul-betul memperhatikan pola tanam. Menurut Bambang, petani bisa saja mengalami kegagalan. Jika tidak memperhatikan 15 hari pertama masa tanam. "Kemunculan hama berada di waktu tersebut. Petani harus tanggap dan melakukan pengamatan intens. Jika ulat grayak telah bertransformasi menjadi serangga, berpotensi gagal panen 100 persen," ungkapnya. Diungkapkan, pemberian pestisida menjadi solusi untuk menghindari kegagalan panen. Pihaknya menyediakan pestisida sebanyak 1.730 botol merespons permintaan petani. (RAP)
Tags :
Kategori :

Terkait