Paslon 02 Unggul

Rabu 02-12-2020,09:51 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Kontestasi politik mulai memanas. Dua wanita hebat di Kabupaten Berau akan bertarung pada 9 Desember mendatang. Angka-angka elektabilitas kontestan pun bermunculan. Seperti yang dirilis Lembaga Survei Indodata pada 1-10 November 2020.

Di mana, elektabilias duet Sri Juniarsih-Gamalis unggul sebesar 46,57 persen dari pasangan Seri Marawiah-AgusTantomo dengan 32,3 persen. Sisa 21,13 persen, tidak menjawab. (selengkapnya lihat grafis) Diungkapkan Direktur Eksekutif Indodata, Danis TS Wahidin, servei itu melibatkan 1.200 responden. Kalangan yang masuk dalam daftar pemilih tetap di 13 kecamatan di Bumi Batiwakkal. Dengan metode multistage random sampling, atau sampling acak bertingkat. Secara tatap muka. “Kami lihat metode ini paling pas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan,” katanya kepada Disway Berau, Selasa (1/12). Kendati demikan, kata Dosen Politik UPNVJ ini, angka tersebut bisa berubah jelang pemilihan. Diketahui akan dilaksanakan 9 Desember mendatang. Tersisa delapan hari jelang pemungutan suara. Danis menuturkan, pihaknya juga melakukan penelitian mengenai pengetahuan masyarakat Berau mengenai Pilkada 2020. Mayoritas responden mengaku mengetahui hajatan pesta demokrasi itu. Survei ini dapat menjadi indikator partisipasi pemilih sebesar 60-91,77 persen. Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Bahkan tertinggi dari beberapa daerah lainnya sebesar 40-80 persen. “Sebanyak 91,77 persen tahu ada pilkada. Sedangkan yang tak mengetahui sebanyak 8,23 persen,” bebernya. Analisis Debat Pilkada Berau Danis menuturkan, ada beberapa hal yang membuat debat pilkada Berau menjadi sangat menarik. Kedua kandidat bupati berasal dari perempuan. Di mana, marwah terhadap gender dan kepemimpinan perempuan seringkali memiliki permasalahan politik. Namun, Pilkada Berau membuktikan bahwa gender bukan lagi masalah dalam demokratisasi lokal. Keadaan ini memperlihatkan, bahwa Kabupaten Berau sudah Sangat terbuka, baik konteks politik budaya maupun agama. Dalam beberapa penelitian, dikatakannya, keterbukaan merupakan modal sosial utama untuk mendorong sebuah kemajuan/ Dan itu dimiliki kabupaten paling utara Kaltim. Selain itu, penyelenggaraan pilkada Berau dikaitkan dengan kualitas yang memburuk karena pandemik COVID-19. Meninggalnya salah satu kandidat, yaitu almarhum Muharram yang digantikan oleh istrinya, Sri Juniarsih, sempat memunculkan persepsi negatif terhadap kualitas Pilkada Berau. “Tetapi, debat yang dilaksanakan pada 29 November 2020 memperlihatkan kualitas pilkada yang tidak bergeser sedikitpun,” ucapnya. Secara umum, Danis menilai, debat Pilkada Berau sangat beradab dan bermartabat. Masyarakat Berau sudah banyak belajar dan memahami tentang esensi dari demokratisasi lokal. “Itu merupakan prospek dan peluang yang baik bagi masa depan demokrasi,” terangnya. Berdasarkan kacamata pribadinya, debat yang dilaksanakan dengan 7 sesi, mulai pemaparan visi misi dan program, menyikapi isu-isu dan pandangan secara monolod, debat paslon hingga penutupan, seluruhnya dikuasai paslon 02. “Secara umum saya memberikan nilai 5 untuk paslon 02, dan nilai 2 untuk paslon  01,” ujarnya. Namun, debat tidak terlalu signifikan memengaruhi persepsi pemilih. Karena debat hanya memengaruhi pemilih rasional yang jumlahnya minimalis. Selain itu, memberikan pandangan objektif tentang pandangan pembangunan Kabupaten Berau, di masa yang akan datang. “Yang menentukan hasil akhirnya adalah Pemilih. Sehingga saya mengajak masyarakat untuk datang ke TPS dan tentukan pemimpin kalian,” pungkasnya.JUN/APP
Tags :
Kategori :

Terkait