Tumbuh Positif, Didominasi Industri Pengolahan

Jumat 20-11-2020,18:03 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Ekonomi Kota Balikpapan dalam kurun 5 tahun terakhir mampu tumbuh positif. Berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur. Pertumbuhan tersebut didorong oleh proyek-proyek strategis nasional (PSN). Juga karena adanya peningkatan aktivitas perdagangan dan transportasi.

Perkembangan ekonomi Balikpapan 2015-2019 tersebut dipaparkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Kota Balikpapan, Agus Budi Prasetyo. Yang disampaikan dalam acara Konsultasi Publik Rancangan Teknokratik RPJMD Kota Balikpapan 2021-2024, Rabu (18/11) di aula Kantor Pemkot Balikpapan. Dalam paparannya, pertumbuhan ekonomi Balikpapan terdapat beberapa struktur. Di antaranya industri pengolahan, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi komunikasi dan jasa pendidikan. "Produk domestik regional bruto (PDRB) didominasi oleh industri pengolahan 45,92%, diikuti konstruksi 16,04%, transportasi sebesar 11,95% dan perdagangan 9,32%," kata Agus Budi. Dia menyebut, dari struktur ekonomi Balikpapan. Untuk industri pengolahan memberikan kontribusi yang sangat besar pada ekonomi setiap tahunnya. Akan tetapi di dalamnya hanya pergolahan terhadap minyak dan gas bukan industri pengolahan yang dilakukan masyarakat. "Tetapi apapun itu memberikan dampak yang besar pada ekonomi Balikpapan. Karena sampai saat ini masih dominan," ujarnya. Sementara untuk sektor konstruksi pada tahun ini akan mengalami penurunan. Hal itu karena pada 2020 proyek fisik juga ada pengurangan. "Untuk konstruksi khawatir mengalami penurunan karena banyak pengurangan di masa pandemi," sebut Agus Budi. Pada 2019, Kota Balikpapan berkontribusi 17% kepada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur. "Kita menempati posisi ketiga setelah Kutai Kartanegara 26% dan Kutai Timur sebesar 20%," bebernya.   Untuk kondisi perekonomian tahun 2020 di masa pandemi COVID-19. Agus Budi mengatakan pandemi memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Balikpapan. Khususnya pada sektor perhotelan dan restoran. Dari hasil survei tim konsultan pada masa pandemi 2020. Bahwa rata-rata terjadi penurunan tarif. Untuk hotel berbintang sebesar 42,31% dan non bintang sebesar 19%. Kemudian okupansi lebih dari 40% pada April dan Juni 2020. Dari penurunan tersebut maka berdampak pada potensi realisasi pendapatan. Dalam survei juga diminta masukan dari responden. Dimana responden berharap ada bantuan dari pemerintah mengenai strategi perhotelan, pengurangan dana pajak dan meningkatkan perekonomian daerah. "Kalau perekonomian meningkat, maka akan banyak pengunjung dan membuka lapangan pekerjaan," ujar Agus Budi lagi. Sementara dari restoran juga terjadi penurunan omzet yang signifikan. Di mana rata-rata penurunan omzet sebesar 57,38%. "Selisih potensi yang hilang 40,78%. Hal ini menunjukkan dampak signifikan kondisi perekonomian di daerah," tukasnya. Dalam kesempatan tersebut, Akademisi Universitas Balikpapan (Uniba) Rendi S Ismail mengatakan, pemerintah harus memperhatikan dari sejumlah program yang disampaikan tersebut. Yang menjadi perhatian pihaknya adalah sektor pendidikan dan pariwisata. "Pemerintah harus memberikan perhatian sungguh-sungguh untuk sektor pendidikan. Kedua sektor ekonomi rakyat Balikpapan dimana penopang dicoba sektor pariwisata," sebut Rektor Uniba ini. Karena Balikpapan memiliki berbagai destinasi wisata sejarah. Apabila destinasi ini dikemas menarik maka menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik. "Di sini ada makam Jepang, monumen dan lainnya. Harus dikemas yang menarik, kemudian dipromosikan pada setiap pertemuan nasional maupun internasional," kata Rendi Ismail. Dia berharap dari pertemuan konsultasi publik tersebut pemerintah harus memiliki sektor unggulan yang menjadi prioritas. "Saya berharap dari semua sektor ada sektor unggulan menjadi prioritas untuk dituangkan rencana jangka menengah yang dipaparkan," imbuhnya. Agus Budi menambahkan, dari pertemuan konsultasi publik RPJM 2021-2024 ini untuk menyerap masukan dari sejumlah akademisi dan tokoh masyarakat. Kemudian akan dibahas kembali program apa saja yang menjadi prioritas. "Dari RPJM juga mengacu program jangka panjang Pemerintah Kota Balikpapan," tambahnya. (fey/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait