Masa penangguhan berakhir. Para tersangka dari aparat Pemangku Kota Ulin mulai ditahan dan diproses di persidangan. Dari kalangan sinuhun, baru seorang yang ditahan. Punggawa Militer Besar terus mengembangkan kasusnya. Ada dua nama sinuhun yang disebut-sebut akan menjadi tersangka lagi. Ini berdasarkan nyanyian Sinuhun Ucok. Siapa-siapa saja sinuhun yang terlibat itu?
----------------------
MUFAKAT KANJENG SINUHUN - MASALAH, konflik, memang sangat akrab dengan kehidupan Sinuhun Ucok. Atau sebaliknya. Sinuhun Ucok lah yang bermasalah. Hobi membuat keributan, mengedepankan emosi dan ini; urat malunya sudah putus. Latarbelakangnya dibesarkan dalam kehidupan keras di sebuah pasar tradisional, yang membentuk karakter Ucok.
Ia bisa dibilang sang jagoan. Orang mengenalnya sebagai preman. Ya memang pergaulannya sehari-hari bersama para preman pasar itu. Termasuk sohib sekaligus tangan kanannya; Sagat. Tapi, Ucok termasuk preman yang hebat dan beruntung. Buktinya ia bisa menjadi sinuhun. Menjadi tokoh terpandang. Bisa memengaruhi dan mewarnai dalam setiap kebijakan pemangku kota. Teman-temannya loyal terhadap Ucok. Wajar, karena Ucok pun royal berbagi rezeki. Apalagi setelah jadi sinuhun.
Sebelum ada kasus proyek perluasan lahan itu, Sinuhun Ucok sudah terlibat berbagai masalah. Ia kerap sekali terlihat menggandeng perempuan muda. Di tempat publik pula. Perempuan yang harusnya cocok menjadi anaknya sendiri. Padahal saat itu, Ucok sudah menjadi sinuhun. Harusnya menjadi panutan rakyat. Tapi nyatanya, ia bangga menunjukkan itu di depan publik. Baginya, hal itu menjadi rengrengan dari kesuksesannya.
Kasus yang menjeratnya pun karena urusan perempuan. Ucok dilaporkan karena telah menganiaya perempuan muda. Setengah dari usianya. Orangtua perempuan tersebut yang melaporkan. Tapi kini urusan itu sudah selesai. Ucok menjalani hukuman kurang dari satu tahun.
Belum juga puas menikmati udara segar di luar sel. Ucok harus kembali ke dalam tahanan. Lantaran proyek perluasan lahan pertanian itu. Hmmm.. Ini yang dinamakan nikmat membawa sengsara. Kebalikan dari tokoh Midun dalam sinetron Sengsara Membawa Nikmat—di angkat dari novel karya Sutan Sati.
Tapi kali ini, Ucok tak mau sendirian. Beban yang ia alami, harus juga dirasakan oleh rekan sejawatnya lain. Yang ikut terlibat dalam mark up anggaran perluasan lahan pertanian itu. Dalam sidang keduanya, Ucok mengakui jika dirinya sebagai pelaksana dan kurir. Ia juga yang membawa sejumlah uang yang diserahkan kepada sejawatnya di balai sinuhun. Ia menyebutkan beberapa nama, termasuk Kanjeng Sinuhun dan Usrif.
Menurut Ucok, sebagian uang itu ia serahkan sendiri. Sebagian ada yang ia titip melalui jasa ojek. Uang itu dimasukan dalam plastik berwarna hitam. Hal itu dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan jejak. Ucok juga menyebut keterlibatan sejawatnya Sinuhun Usrif. Kanjeng Sinuhun dan Sinuhun Usrif sempat beberapa kali disebutkan dalam persidangan itu.
Pada majelis hakim, Ucok mengakui bahwa dirinya menerima uang dari hasil markup itu. Tapi tidak semua. Hanya 100 miliar saja. Itupun ia bagikan kepada beberapa orang. Lalu sisanya yang 900 miliar lagi kemana?. Ucok mengaku tidak tahu. Karena sebagian uangnya diurus oleh Anita Rossy. Ia juga tidak punya bukti untuk menyebutkan keterlibatan orang lain yang berada di balik Anita Rossy itu. Karena tidak mungkin Anita Rossy berjalan sendiri. Ia hanya warga sipil yang tidak memiliki jabatan di Kota Ulin.
Setelah selesai persidangan. Ucok meminta waktu ngobrol bersama pengacaranya Hamdan. Ucok dan Hamdan berbicara di ruang khusus di Pengadilan Tinggi Kota Ulin. Punggawa Militer Besar menyetujui. Mereka diberi waktu 15 menit untuk berbicara. Diawasi oleh empat orang petugas punggawa militer.
“Begini. Bagaiamana kalau saya menjadi justice league?,” tanya Ucok kepada Hamdan.
“Apa itu?,” Hamdan mengerutkan Dahi. Ini istilah baru dalam kamus hukum yang ia pelajari.
“Itu lho. Kita bekerja sama dengan aparat penegak hukum. Saya akan beberkan semua yang terlibat?,” sebut Ucok..
“Oh, itu justice collaborator. Maksudnya itu…,” Hamdan terbahak sektika.
Tapi ia buru-buru sadar, setelah melihat sorot mata Ucok yang mendelik.