Mufakat Kanjeng Sinuhun (8): Geledah 2

Selasa 10-11-2020,21:49 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah

Kasus proyek pembebasan lahan 1.000 hektare pun semakin ramai diperbincangkan. Apalagi hasil audit Badan Auditor Negeri Antahberantah menyebut ada indikasi kerugian 900 triliun. Dari anggaran 1,3 triliun. Balai Sinuhun Kota Ulin pun menjadi sorotan. Pun begitu dengan Kanjeng Sinuhun yang namanya turut disebut-sebut.

-----------------

MUFAKAT KANJENG SINUHUN - SETELAH  sepekan sebelumnya melakukan penggeledahan di Balai Sinuhun,  Kepala Bagian Kriminal Khusus Kantor Punggawa Militer Besar, Wandi Darma, bersama timnya melanjutkan dengan menggeledah kantor Bidang Pertanian Kota Ulin. Bagi Wandi, ini tantangan besar. Kasus besar. Juga melibatkan dana yang besar.

Ia tampak bersemangat. Pagi itu, sekitar pukul 07.30 timnya yang berjumlah 15 orang melakukan breafing. Setelah sebelumnya mengikuti apel harian yang dipimpin Kepala Punggawa Militer Besar. Yang membawahi beberapa daerah. Termasuk Kota Ulin.

Kepala Punggawa Militer Besar, Waluyo, memang menarik kasus tersebut dari sektor Kota Ulin. Waluyo menganggap kasus ini terlalu besar jika hanya ditangani sektor. Kini, Wandi dan timnya yang diminta untuk mengusut kasus tersebut. Itu pun disampaikan Waluyo ketika apel pagi. Ia berharap besar Wandi dan tim bisa melakukan pengusutan dengan sesegera mungkin.

Ini adalah tahun terakhir Waluyo menjabat sebagai Kepala Punggawa Besar di Region 4. Membawahi 7 kadipaten dan kota. Termasuk Kota Ulin. Ia ingin sekali di penghujung masa jabatannya dikenal sukses membongkar kasus besar. Sehingga ia bisa menikmati masa pensiun dengan penuh kebanggaan.   

****

Semua tim sudah memasuki ruangan meeting. Berukuran 6 x 6 meter. Tak cukup luas jika diisi 15 orang. Sekeliling ruangan tertutup rapat dan dilapisi pengedap suara. Ini memang ruang pertemuan khusus untuk membahas kasus-kasus tertentu yang rahasia.

Wandi masuk belakangan. Setelah berbincang sejenak dengan Waluyo, sehabis apel itu. Didampingi Nanda, sang ajudan. Juga merangkap sopir pribadi. “Asalamuaalaikum, bagaimana siap…” sapa Wandi begitu memasuki ruang pertemuan tersebut.

Semua anggota berdiri. “Waalaikumsalam, Siap Ndan..,”-- menjawab serentak. Kemudian duduk lagi setelah dipersilakan. Wandi tetap berdiri di depan. Secara to the point menjelaskan rencana penggeledahan itu.

“Ini sifatnya dadakan, ya. Tanpa ada pemberitahuan. Pukul 08.30 kita sudah harus sampai TKP. Semua berkas terkait dan yang dicurigai langsung diangkut. Seperti yang kita bahas sebelumnya. Jangan ada yang tertinggal !”.

“Siap, ndan..” serentak lagi.

“Mohon izin ndan, bagaimana dengan Kaum Hermes. Mereka sepertinya sudah tahu agenda kita?,” tanya Sodik.

“Oh, terkait itu. Jangan ada yang memberikan keterangan sedikit pun ya. Biar saja mereka mencari tahu sendiri. Jelas ya?!”.

“Siap”.

“Ok, kalau begitu, kita berangkat. Semua berpakaian sipil ya,” pinta Wandi.

Tags :
Kategori :

Terkait