Meski Resesi, Perekonomian Kaltim Semakin Membaik

Senin 09-11-2020,14:50 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

SAMARINDA, nomorsatukaltim.com - Kondisi perekonomian Kalimantan Timur semakin membaik meski memasuki jurang resesi. Hal ini ditandai dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Kuartal III dibanding kuartal sebelumnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat pertumbuhan negatif 4,61 persen secara tahunan. Namun secara kuartalan tumbuh positif 2,39 persen. Pada Kuartal II - 2020 ekonomi Kaltim mengalami kontraksi sebesar 6,53 persen. Membaiknya perekonomian Kaltim didorong pemberlakuan kebijakan pembukaan kegiatan usaha masyarakat, setelah sebelumnya dilakukan pembatasan. "Kebijakan tersebut memberikan dampak positif bagi hampir semua lapangan usaha sehingga terdapat pertumbuhan yang positif pada triwulan ini," kata Kepala BPS Kaltim Anggoro Dwitjahyono. BPS mencatat lapangan usaha pertambangan dan penggalian menempati posisi teratas struktur ekonomi Kaltim dengan persentase 38,9, disusul industri pengolahan sebesar 19,31. Sementara sektor konstruksi mencapai 10,11 persen. Untuk pertama kalinya pertumbuhan tertinggi menurut lapangan usaha dipegang sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan persentase 16,02, lalu transportasi dan pergudangan sebesar 13,75 persen dan pengadaan listrik dan gas mencapai 11,31 persen. "Pada Triwulan III 2020 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 144,24 triliun. Dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 116,98 triliun," ujar Anggoro Dwithjahyono. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 0,64 persen.Turunnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III, masih tak lepas dari dampak pandemi COVID-19. Yang menyebabkan penurunan kinerja di berbagai sektor. BPS Kaltim mencatat, beberapa sektor usaha yang memberikan dampak penurunan terbesar pada pertumbuhan ekonomi Kaltim. Di antaranya adalah sektor usaha akomodasi, makan dan minum. Sektor usaha pertambangan dan penggalian. Serta usaha industri pengolahan. Meski demikian, masih ada beberapa lapangan usaha yang tumbuh positif. Di antaranya adalah usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Usaha pengadaan listrik dan gas. Serta sektor usaha informasi dan komunikasi. Meski pertumbuhan ekonomi Kaltim mengalami penurunan secara tahunan pada kuartal III. Namun, jika dibandingkan pada kuartal sebelumnya. Kinerja ekonomi Kaltim masih cukup baik. Jika dilihat struktur perekonomian di Pulau Kalimantan pun. Pada kuartal III 2020, kontribusi daerah masih didominasi oleh Kaltim. Dengan nilai sebesar 46,97 persen. Kemudian diikuti oleh Kalimantan Barat sebesar 17,42 persen, Kalimantan Selatan sebesar 14,96 persen, Kalimantan Tengah sebesar 12,38 persen, dan Kalimantan Utara sebesar 8,27 persen. Pengamat Ekonomi Hairul Anwar mengatakan, meski dalam posisi resesi, kondisi Kaltim jauh lebih baik. Ini disebabkan pertumbuhan yang lebih baik dari kuartal sebelumnya. Ia pun menyebut dikotomi antara penanganan ekonomi dan kesehatan di masa pandemi tak bisa dilaksanakan secara bersamaan. Jika menyelamatkan ekonomi, maka kesehatan akan dikorbankan. Begitu pula sebaliknya. "Pilihan sulit itu memang, rasanya tidak fair kalau dibebankan ke pemerintah saja. Karena dalam hal kesehatan, masyarakat lah yang punya peran besar," sebut Hairul. Kontraksi ekonomi di kuartal III, kata Hairul sebagian besar disebabkan oleh penurunan konsumsi masyarakat. Yang menyebabkan rendahnya daya beli dan kelesuan pasar. Pengeluaran pemerintah yang diharapkan menjadi penopang perekonomian. Belum terserap optimal. "Penyerapan tertinggi pemerintah, ada disektor kesehatan. Artinya uang tersebut tidak mengucur ke bawah ke sektor lain. Sehingga tidak bisa men-trigger kegiatan perekonomian," ungkapnya. Seharusnya, kata dia, anggaran pengeluaran pemerintah bisa mengalir ke banyak sektor. Terutama pada proyek pembangunan. Sehingga, swasta bisa bergairah, belanja meningkat, dan tenaga kerja terserap. Dibanding dengan daerah lain, Hairul menyebut, di masa resesi seperti sekarang. Kaltim masih jauh lebih baik. Karena masih menerima Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat. "Dibandingkan daerah lain yang tidak memiliki DBH sebesar Kaltim. Yang paling menderita, terutama Bali. Karena mengandalkan pariwisata yang terpukul keras," pungkasnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun ini minus 3,49 persen secara tahunan. Dengan demikian perekonomian Indonesia resmi masuk ke jurang resesi akibat penurunan berturut-turut. Dimana pada kuartal II sebelumnya, pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen secara tahunan. Meski begitu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan. Situasi ekonomi Indonesia tetap jauh lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Yang mengalami kontraksi lebih dalam. "Ini kalau dibandingkan dengan negara lain masih jauh lebih baik," ujar Jokowi dikutip dari CNN, Senin (2/11). Ia pun sudah ancang-ancang. Untuk kuartal IV 2020. Jokowi meminta seluruh jajarannya menggenjot belanja kementerian. Hal itu untuk mendorong permintaan masyarakat, sehingga konsumsi rumah tangga bisa membaik pada akhir tahun. (krv/yos)
Tags :
Kategori :

Terkait