Korban Tak Hamil, Motif Pembunuhan Belum Jelas

Rabu 04-11-2020,09:46 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

TANJUNG REDEB, DISWAY – Motif pembunuhan Fransisca (25) masih menjadi teka-teki. Sejauh ini, belum diketahui alasan Ricky Ashari (32) menghabisi nyawa wanita yang ditemukan tewas di penangkaran buaya Mayang Mangurai, beberapa waktu lalu.

Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning Wibowo, melalui Kanit Resum Satreskrim, Ipda Dito Nugraha menuturkan, pihaknya masih terus mendalami kasus pembunuhan yang bermuara dari hubungan gelap keduannya. Ketegasan itu dengan dikeluarkannya Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Berau. “Saat ini, kami telah memeriksa saksi-saksi dan pengamanan sejumlah barang bukti. Kini sudah sampai tahap pemberkasan,” ujarnya kepada Disway Berau, Selasa (3/11). Dalam proses penyidikan, lanjut Dito, pihaknya menemukan sejumlah fakta baru setelah menerima hasil visum Fransisca dari Tim Forensik Polda Kaltim. Terdapat kejanggalan dalam keterangan tersangka terkait motif pembunuhan. Dari hasil pemeriksaan, tersangka mengaku nekat menghabisi nyawa Fransisca, karena kerap mendapatkan ancaman. Pertanggungjawaban atas kehamilan dari hubungan gelap keduanya. “Tersangka sudah ngomong ke korban, untuk sama-sama mengerti. Karena sudah memiliki keluarga masing-masing. Karena terus mendapatkan desakan (tanggung jawab, Red.) atas kehamilan, akhirnya timbul niat tersangka menghabisi nyawa korban. Itu keterangan tersangka,” terangnya. Menurutnya, kehamilan hanya modus mengelabui Ricky Ashary. Berdasarkan hasil visum, tidak menunjukkan adanya kehamilan. Tim forensik hanya menemukan luka lebam di beberapa bagian tubuh korban. Terutama jeratan di leher. “Untuk mengetahui pasti motif pembunuhan, tunggu hasil penyidikan. Kini sedang berproses,” tegasnya. Baca juga: Kena Pasal Pembunuhan Berencana Diberitakan sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Berau, AKP Rido Doly Kristian berharap, rumah sakit di Berau harus memiliki dokter forensik sendiri. Agar pemeriksaan bisa cepat dilakukan. "Yang melakukan autopsi mayat Fransisca didatangkan dari Balikpapan, sehingga butuh waktu cukup lama. Kita berharap ke depan lebih cepat jika terjadi hal serupa. Tentu kalau ada dokter forensik di Berau," ujarnya, Senin (2/11). Dikatakan Rido, dalam melakukan pengembangan kasus, harus menunggu hasil autopsi dari dokter forensik Polda Kaltim. "Koordinasi kelengkapan berkas berkoordinasi ke Balikpapan. Kita masih menunggu hasil autopsi. Hari ini (kemarin) kemungkinan akan dikirim berkasnya,” ujarnya kepada Disway Berau. Dikatakan, pemeriksaan tersangka Ricky Ashary masih berproses.  “Pelaku masih diamankan di Mapolres sembari melengkapi berkas pemeriksaan,” jelasnya. Perwira berpangkat tiga balok ini menyebut, Ricky Ashari merupakan residivis kasus narkoba. Yang dipenjara pada tahun 2010 lalu. Dengan pidana di atas 5 tahun. Hanya saja, Rido belum memastikan apakah tersangka menggunakan narkoba sebelum melakukan pembunuhan terhadap Fransisca. Yang bisa dipastikannya adalah pengaruh alkohol. "Kami berharap kasus bisa segera diselesaikan. Semoga cepat P-21,” pungkasnya. *IKY/*FST/APP
Tags :
Kategori :

Terkait