Penelusuran Henry terkait permufakatan gelap pada proyek perluasan lahan pertanian 1.000 hektare, merujuk pada Usrif dan Ucok. Jika benar, apa peran keduanya? Apakah aksi mereka sudah sepengetahuan Kanjeng Sinuhun dan Kepala Pemangku Kota Ulin? Rasa-rasanya tak mungkin keduanya tidak tahu. Bahkan untuk sekadar menyetujui atau tandatangan.
------------------
HARI terus berganti. Henry Natan kian menemukan banyak keganjilan dalam buku besar Pemangku Kota Ulin. Terjadi kenaikan angka pada proyek tersebut. Semula, pagu yang diajukan para pemangku kota sebesar 250 miliar. Namun, kemudian berubah lagi. Pagu yang disetujui justru berlipat ganda. Menjadi 1,3 triliun. Hmmm… fantastis.
Henry pun bermaksud untuk mengonfirmasi kasus ini kepada Punggawa Militer. Siapa tahu, mereka sudah mengendus dan menelusuri temuan ini. Kebetulan hari ini, ada kegiatan yang mengundang Kepala Punggawa Militer Besar, Waluyo. Ini kesempatan untuk menanyakan ini. Jikalau ternyata mereka belum tahu, bisa sekaligus menjadi pemberitahuan. Ah haa.. yes, Henry menjentikkan jarinya. Seolah menemunkan sebuah jalan keluar.
Sejurus kemudian, ia bergegas menuju Hotel Panorama Alam. Lokasi kegiatan yang akan dihadiri Waluyo. Setiba di lokasi, Waluyo terlihat masih memberikan sambutan. Henry menunggu hingga acara selesai. Selain dia, tampak juga beberapa Kaum Hermes lain yang juga menunggu Waluyo untuk sesi wawancara.
Kesempatan itu tiba.Henry pun menanyakan soal kasus perluasan lahan pertanian dengan luas 1.000 hektare itu. Apakah Punggawa Militer sudah mengetahui hal itu?.
“Kalau itu, saya belum tahu. Itu urusannya sektor saja,” kata Kepala Punggawa Militer Besar— Waluyo. Sektor yang dimaksud Waluyo adalah kantor Punggawa Militer yang membawahi Kota Ulin.
Waluyo tak hanya membawahi Kota Ulin. Tapi juga kabupaten dan kota di sekitarnya. Ia mengepalai Region 4. Negeri Antahberantah memiliki 5 region. Di Region 4 ada tujuh kota dan kadipaten yang ia pegang. Region 4 adalah wilayah yang tengah berkembang. Daerah yang sangat potensial. Sumber daya alamnya melimpah ruah.
“Coba hubungi sektor ya,” pintanya.
Waluyo, memang belum paham soal kasus tersebut. Namun, dari penjelasan Henry, ia pun mencium aroma kurang sedap dari informasi kaum Hermes itu. Ini bisa jadi kasus menarik dipenghujung kariernya sebagai aparat penegak hukum.
****
Tak banyak dipikir, Henry pun langsung menghubungi kepala Punggawa Militer Sektor. Kemudian menceritakan soal temuan ini. Jawabnya sama. Mereka mengaku belum mendalami soal itu. Tapi Henry tak percaya begitu saja. Karena bisa jadi mereka sudah mencium adanya permufakatan tersebut dalam proyek lahan pertanian itu. Namun, informasinya masih ditutupi.
Dari beberapa penelusuran Henry. Muncul dua nama; Usrif dan Ucok. Keduanya sinuhun di balai Kota Ulin. Informasi ini ia dapat dari beberapa sumber yang dia temui. Termasuk dari kalangan sinuhun dan juga staf punggawa militer.
Usrif adalah sosok yang cerdas. Juga seorang pengusaha. Terkenal di kalangan pemuda. Ia pun seorang senior dari para aktivis organisasi kepemudaan. Perawakan tinggi besar dibarengi dengan tutur kata yang intelek, santai, membuat Usrif cukup disegani. Pun di kalangan sinuhun dan para juniornya di organisasi kepemudaan.
Ia memiliki kemampuan untuk merancang program. Mendesain situasi. Usrif bisa menjadi orang di belakang layar. Mampu merancang berbagai peristiwa seperti yang diinginkannya. Atau sesuai kepentingannya. Apakah Usrif menjadi dalang dari dugaan penggelembungan dana perluasan pertanian itu? Bisa jadi. Sangat memungkinkan—pikir Henry.
Jika pun benar, Usrif tidak mungkin sendiri. Ia butuh kaki tangan untuk menjalankan aksinya itu. Disitulah peran Ucok. Sosok ini kebalikan dari Usrif. Urakan dan sering membuat onar. Maklum, Ucok dibesarkan di kawasan pasar. Broklyn-nya Kota Ulin. Bernyali tinggi dan menguasai kawanan preman.