Suka Rambo

Senin 02-11-2020,06:13 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Rakyat ia imbau untuk menyumbang bata. Satu bata senilai 100 dolar AS. Begitu banyak rakyat yang tergugah. Sekalian ingin mengejek DPR-nya.

Akhirnya Trump berhasil membangun hampir 600 km pagar perbatasan dengan Meksiko. Itu hampir sama dengan pagar antara Surabaya-Jakarta (ditarik lurus).

Memang yang benar-benar baru hanya 8 km. Selebihnya berupa peningkatan, penambahan, atau perbaikan dari pagar yang lama. Jumlah itu pun baru sekitar 25 persen dari panjang perbatasan yang totalnya hampir 2.000 km.

Trump perlu masa jabatan kedua untuk meneruskannya. Ia juga masih perlu waktu untuk menekan Meksiko agar membayar biaya tembok itu –seperti yang dijanjikannya di kampanye.

Di bidang pembatasan masuknya orang Islam ke Amerika, Trump benar-benar melaksanakannya. Lewat peraturan imigrasinya. Ia tidak menyebut kebijakan itu sebagai membatasi orang Islam, tapi membatasi orang dari negara-negara tertentu. Yang kebetulan penduduk mereka mayoritas Islam.

Pada kenyataannya, tidak hanya orang Islam dari negara tertentu yang dipersulit. Tapi, juga orang komunis dari Tiongkok. Amerika tidak lagi mudah mengeluarkan visa bagi orang Tiongkok yang anggota Partai Komunis. Teman-teman saya di Tiongkok mengalami itu –meski tidak ada masalah untuk istri mereka.

Dalam hal potong pajak, Trump dianggap sangat memenuhi janjinya. Baru setahun jadi presiden, Trump sudah berhasil menurunkan pajak secara drastis. Dari 35 persen menjadi 21 persen. Itu pemotongan pajak yang luar biasa. Bahkan, Trump pribadi sebenarnya ingin turun lagi menjadi hanya 19 persen.

Kalaupun lusa nanti Joe Biden kalah, terutama, menurut pendapat saya, karena faktor pajak ini. Biden akan menaikkannya. Memang tidak akan semua dinaikkan. Yang naik hanya golongan pendapatan tinggi. Tapi kesan umum jelas: Biden akan menaikkan pajak.

Rendahnya pajak di zaman Trump itulah yang membuat dolar kembali mengalir masuk ke Amerika. Sampai membuat beberapa negara kelabakan kekurangan dolar.

Selama Trump menjadi presiden, sebelum Covid, ekonomi Amerika benar-benar meroket. Pasar modalnya naik gila-gilaan. Nasiblah –tepatnya, Covid-lah– yang membuat nama Trump hancur.

Bagaimana janjinya menciptakan 25 juta lapangan kerja? Sebenarnya Trump juga sudah berhasil menciptakan 7 juta lapangan kerja baru. Jumlah pengangguran pun turun drastis sampai tinggal 3 persen.

Tapi, ”langit” memutuskan lain: Trump diserang Covid-19. Pemerintahannya maupun dirinya sendiri. Ekonomi hancur. Pengangguran naik lagi menjadi 14 persen. Lapangan kerja yang tercipta mendadak hilang. Kebijakan penanganan Covid-nya yang sembrono lebih menghancurkan reputasinya.

Langit tidak memihak Trump.

Tapi, setidaknya Trump sudah melaksanakan janjinya. Kalau saja tidak ada Covid, 25 juta lapangan kerja baru itu bisa-bisa benar-benar tercipta.

Bagaimana dengan janji menghapus Obama Care?

Pun Trump tidak ogah-ogahan. Ia sungguh-sungguh akan mencabutnya. Lebih 16 kali Trump mengupayakan pencabutan itu. Tapi masih gagal. Terutama karena DPR dikuasai oposisi.

Namun, terlihat Trump tidak menyerah. Janji pemilu itu ingin ia laksanakan sungguh-sungguh. Hambatan dari DPR tidak ia jadikan kambing hitam. Terakhir Trump sampai menggugat ke Mahkamah Agung. Bahwa Obama Care itu melanggar konstitusi.

Tags :
Kategori :

Terkait