Soal Subsidi Airport Tax Penumpang, Kaltim Tunggu Angkasa Pura 1  

Selasa 27-10-2020,21:41 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com  – Kebijakan pemerintah membebaskan biaya Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau airport tax belum menyentuh bandara-bandara di Kaltim. Passenger Service Charge (PSC) itu baru hanya untuk 13 bandara di lingkup PT Angkasa Pura II.

Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Arih Frananta Filipus Sembiring memberikan tanggapan. Ia mengatakan hal tersebut termasuk dalam program pemerintah. Yang tak lain untuk memulihkan kondisi ekonomi. Khususnya untuk menaikkan perjalanan domestik penumpang pesawat. Pemberian stimulus PSC pun dilakukan. Pria yang akrab disapa Sembiring ini membenarkan bahwa Kaltim memang tidak mendapatkan subsidi harga tiket tersebut. Ia menuturkan, Dishub Kaltim masih menunggu perkembangan selanjutnya dari PT Angkasa Pura I. Guna memenuhi program pemerintah dalam menaikkan perekonomian. Tujuannya tak lain agar penumpang yang naik atau turun di bandara Kaltim bisa menikmati penghapusan airport tax tersebut. Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kaltim, Sri Wahyuni pun memiliki harapan sama. Bagi mantan Kadispar Kukar ini, momentum tersebut sebenarnya bisa menjadi titik awal kebangkitan pariwisata, terkhususnya Kaltim. Terlebih pada akhir tahun nanti akan ada agenda cuti bersama. Sri merasa hal tersebut juga merupakan kesempatan yang tepat untuk Kaltim meningkatkan industri wisata serta ekonomi kreatif. “(Saat itu) Orang mungkin mau (bepergian) ke Berau, ada yang mau ke Balikpapan atau daerah lainnya,” ujar Sri. Sri juga meyakinkan, wisata Kaltim cukup menarik untuk ditelusuri. Potensi serta ciri khas tersendiri sudah dimiliki. Konsep single destination atau satu destinasi tidak bisa dilakukan jika berkunjung ke Bumi Etam. Lantaran, tiap tempat memiliki kedekatan serta kesinambungan untuk saling dinikmati. “Wisatawan datang ke Balikpapan, nanti dari sana pergi mangrove. Terus penasaran buat lihat (wisata penangkaran) buaya, habis itu ke Samboja lihat orangutan, setelah itu ke Bukit Bengkirai, lihat bekantan di Sungai Hitam,” jelas Sri memberikan contoh wisata domestik Kaltim yang salin terkait. Mesti tidak masuk pada bandara yang mendapatkan subsidi PJP2U, Sri tidak berkecil hati. Dirinya bahkan sedang mempersiapkan Visit Kaltim Fest 2020. Dengan tema Exotica Kayan di Miau Baru, Kutai Timur. Rencananya, acara ini akan dilakukan secara virtual. Sri menuturkan harapan ke depannya bandara di Bumi Etam harus bisa masuk daerah yang mendapatkan subsidi biaya PJP2U. Mengingat sektor wisata di Kaltim yang masih memiliki daya tarik yang elegan. “Mudah-mudahan Kaltim juga mendapat kesempatan untuk pemotongan pajak di bandara,” tandas Sri. Diketahui, penghapusan tarif PJP2U hanya diperuntukan kepada bandara penerbangan yang menjadi penopang sektor pariwisata. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto menyebut insentif itu diberikan kepada para penumpang untuk rute domestik yang berangkat dari 13 bandara tertentu. Yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang (CGK), Bandara Internasional Hang Nadim, Batam (BTH), Bandara Internasional Kualanamu, Deliserdang (KNO), dan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar (DPS). Lalu, Bandara Internasional Kulon Progo, Yogyakarta (YIA), Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta (HLP), Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, Praya (LOP) dan Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang (SRG). Serta, Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, (MDC), Bandara Internasional Labuan Bajo (LBJ),  Bandara Internasional Silangit, Tapanuli Utara (DTB), Bandara Internasional Blimbingsari, Banyuwangi (BWX), dan Bandara Internasional Adi Sucipto, Yogjakarta (JOG). (nad/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait