Temukan Suasana Berbeda di Coworking Space

Senin 26-10-2020,15:25 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Fiena Clarissa merasa sangat terbantu. Setelah tahu ada coworking spaces (ruang kerja bersama) di Samarinda. Freelancer ini memang mencari tempat kerja yang nyaman. Berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Maklum, sebagai pekerja lepas dia tidak memiliki kantor. Di mana saja bisa menyelesaikan tugas dari klien. Nah, kenyamanan suasana menjadi kebutuhan Fiena menuntaskan pekerjaannya. Perempuan 25 tahun ini menyebut suasana ruang kerja bersama memang bervariasi. Alunan musik yang biasa ada di lokasi-lokasi tersebut mampu membuatnya nyaman menyelesaikan pekerjaan. "Hiburan tersendiri bagi saya khususnya. Karena memang suasana sepi kadang bikin bosan. Mau tidak mau yah ke tempat-tempat seperti ini," kata Fiena, saat ditemui Disway Kaltim di Deka Coffee, Rabu (21/10/2020) lalu. Wanita berhijab ini menginginkan adanya coworking spaces lain yang hadir di Samarinda. Tak hanya working space biasa ataupun kafe. "Kenyamanan kan tergantung dengan kita ya, kadang pengen bawa makanan dari luar tapi enggak boleh. Jadi pengennya yang kayak begini (coworking spaces) makin berjamur di Samarinda," pungkasnya. Sejarah Coworking Spaces Coworking spaces sebagai ruang kerja yang fleksibel diketahui pertama kali berdiri di Wina, Austria. Didirikan Stefan Leitner-Sidl dan Michael Pöll pada 2002 silam. Yang diberi nama Schraubenfabrik. Oleh karena itu, Schraubenfabrik disebut juga Mother of Coworking Spaces. Dari beberapa sumber, ruang kerja bersama ini hadir di Indonesia sekira 2010 lalu di Kota Bandung. Coworking spaces jamak digunakan startup hingga freelancer. Yang memang membutuhkan suasana berbeda dalam bekerja. Yang diyakini bisa meningkatkan kreativitas. Di Samarinda, ada beberapa tempat yang menawarkan jasa ini.  Bahkan bisa menjadi peluang bisnis. Mengambil celah ruang kosong antara kantor dan kafe. Seperti Ruangku misalnya. Yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani Yang sudah berdiri sejak 2017 lalu. Dan berada di bawah naungan Asosiasi Coworking Space Indonesia. Owner Ruangku Farid Nurrahman mengklaim adalah ruang kerja bersama pertama yang ada di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Bahkan di Kalimantan. Farid mengaku terinspirasi dari kehidupannya ketika berkuliah di Inggris. Di mana di negara asal The Beatles tersebut, pekerja mandiri banyak melakukan aktivitas kerjanya di ruang kerja bersama. "Kita (Ruangku) pelopor Coworking Space pertama di Kalimantan," tegas Farid, Rabu (21/10). Selama 3 tahun berdiri, klien Ruangku dikatakan Farid cukup banyak. Mulai dari pengusaha startup lokal, pengusaha lokal, orang-orang yang bekerja mandiri, konsultan individual, juga mahasiswa. Farid menjelaskan, di 2017 lalu, ada coworking space lain berdiri bersama Ruangku. Namun sayangnya tak mampu bertahan. "Di Pontianak dan di Balikpapan ada sebenarnya,  tapi kita yang benar-benar terdaftar di asosiasi," lanjutnya. Baca Juga: Solusi Bagi yang Tak Punya Kantor Mengenai pasarnya, Farid menerangkan tiap daerah memiliki target pelanggan berbeda. Contohnya di Jakarta, dimana para pelaku usaha startup besar ada di sana. Kemudian Jogjakarta, yang identik dengan kota pendidikan. Banyak kampus dan mahasiswa. "Untuk di Kalimantan biasanya pengusaha skala kecil," katanya. Kendala Ruangku di awal berdiri adalah menyosialisasikan jasa ini kepada masyarakat. Di mana masyarakat Samarinda seringnya bekerja di kafe. Dan saat itu coworking space sendiri belum terlalu dikenal. Kata Farid, di awal beroperasi, kliennya bahkan berasal dari luar Kalimantan. Tepatnya dari Pulau Jawa. Yang sudah mengenal coworking space. Ia menilai pasar bisnis ini di Kaltim cukup terbuka. Adi Sutrisno, pengelola Deka Coffee yang juga menyediakan jasa ruang kerja bersama menyampaikan hal senada. Ia menjelaskan, hadirnya coworking space di tempatnya tak lain karena keinginan rekan-rekan yang ingin menyelesaikan pekerjaan. Namun tidak dengan situasi membosankan ala perkantoran. Keinginan itu terwujud di 2019 lalu. "Awal aktif kita-kita saja yang pakai. Ketika ada yang menawar untuk menyewa, kita berikan," akunya. Adi mengaku sulit mengenalkan jasa ini kepada masyarakat. Namun upaya lain mereka lakukan. Yakni dengan penawaran harga sewa. Di lokasi ruang kerja bersama yang ia miliki, terdapat kedai kopi. Ketika konsumen melakukan pembelian dengan order minimum di jumlah tertentu, konsumen bisa menggunakan coworking space yang ada di sana. "Untuk kelengkapan kerja yang mungkin dirasa kurang, bisa dibawa dari luar oleh konsumen," ucapnya. (nad/eny)    
Tags :
Kategori :

Terkait