Diawali Niat Berbagi, Kini Malah Jadi Penopang Ekonomi

Jumat 23-10-2020,13:53 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Semua berawal dari keresahan. Masih banyaknya bayi yang kurang asupan gizi. Anita mencoba berkreasi mencari solusi. Dari niatnya berbagi pada sesama itu kini justru mampu menopang ekonomi di kala pandemi.

Andrie Aprianto, Balikpapan Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Azan subuh berkumandang. Warga di RT 68 Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Tengah menunaikan ibadah salat subuh. Setelahnya, melakoni aktivitas seperti biasa. Namun ada yang berbeda. Sekelompok ibu-ibu asyik beraktivitas di Posyandu yang terletak tak jauh di lingkungan mereka. Tentu setelah menuntaskan kewajiban di rumah. Di bangunan berukuran lebih 7x8 meter ini menjadi pusat aktivitas ekonomi baru bagi warga sekitar. Salah satunya makanan bergizi. Yang dibagikan untuk balita dan lansia di lingkungan sekitar. Media ini mencoba melihat proses ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Produksi Makanan Sehat Patra Wonderfood Snack (Pawon) yang diketuai oleh Anita (38). Sejak 2012, Anita banyak melihat bayi mengalami gizi buruk. Tidak hanya sekitar tempat tinggalnya saja. Tetapi juga di beberapa wilayah Kota Minyak yang telah berkembang pesat ini. Itulah alasan mengapa ia tergerak untuk menciptakan makanan bergizi. Awal mulanya ialah untuk membantu mengentaskan gizi buruk di lingkungan tempat tinggalnya. "Ada beberapa sih di sini. Tidak banyak. Cuma itu kan ya kita ada rasa prihatin jika melihat ada bayi yang mengalami gizi buruk ini," ujarnya, baru-baru ini kepada nomorsatukaltim.com. Diawali dengan bubur bergizi, ia mulai membuatnya setiap pagi di rumahnya. Kemudian ia bagikan secara cuma-cuma ke bayi untuk mencukupi kebutuhan gizi. Tak berhenti di bubur bayi saja. Berbekal ilmu pengetahuan dari berbagai sumber dan obrolan dengan sejawatnya. Anita terus berinovasi membuat makanan bergizi yang bisa dinikmati oleh siapa saja. "Setelah diterima oleh orangtua yang bayinya kurang gizi saya coba lagi membuat snack (makanan ringan) yang terbuat dari daun kelor," jelasnya. Daun kelor? Mungkin sebagian orang akan bertanya-tanya. Aman kah dikonsumsi, atau seperti apa rasanya? Beberapa orang merespons positif cemilan sehat buatannya. Bahkan beberapa di antaranya ada yang ketagihan. "Awalnya orang-orang pada bingung, masa iya sih? Ya wajar ya karena kan ini baru. Tapi saya pelajari jika daun kelor ini baik bagi kesehatan jadi saya teruskan aja," tambah Anita. Lambat laun, bubur dan snack bergizinya mulai diminati warga sekitar. Bahkan, produk buatannya ini mulai tersebar hingga luar lingkungannya. Tak ayal beberapa orang yang awalnya hanya coba-coba, malah menjadi langganannya. "Akhirnya saya ajak ibu-ibu untuk produksi massal dan jadikan ini sebagai penghasilan sampingan lah. Hitung-hitung bisa buat jajan anak sehari-hari," ujarnya sambil tersenyum. Di tahun 2017, Kelompok Produksi Makanan Sehat Patra Wonderfood Snack (PAWON) ini dilirik Pertamina. Akhirnya, ada suntikan dana yang berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengembangkan usaha. Usaha Pawon makanan dan cemilan bergizi terus berkembang hingga kini.  Tidak lagi untuk balita saja, tapi juga untuk kalangan lansia. Seiring waktu, tepatnya awal Februari lalu saat corona virus atau COVID-19 mulai mewabah di Kota Balikpapan. Usaha makanan dan snack bergizinya mulai berkurang. Bahkan memasuki Agustus nyaris terhenti. Namun, Anita tidak henti berkreasi. Ia kembali menghidupkan perekonomian ibu-ibu dengan semangat dan ilmunya. Lagi-lagi daun kelor. Daun andalannya ini diolah jadi minuman. Minumannya pun tak asal minuman. Di tengah pandemi COVID-19 saat ini minuman dengan racikan jahe disebut-sebut ampuh untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan virus mematikan ini.   Ia pun mengombinasikan daun kelor, jahe, dan jeruk menjadi minuman yang sangat nikmat dan diminati. "Soal minuman itu awalnya saya lihat suami suka konsumsi jahe. Tapi kan rasanya yang lumayan tajam, jadi rada gimana gitu," ujarnya. Di sinilah kombinasi ramuan herbal ini ia racik sedemikian rupa. Sehingga terciptalah minuman bernama Wedang Kelor. Rasa jahe yang tajam kini sudah tidak terasa lagi. Bahkan aroma segar bisa tercium saat kita membuka tutup botol berkemasan 100 ml ini. "Saya coba campur antara jahe, daun kelor dan jeruk, ternyata nikmat. Dan respons orang rumah juga suka. Jadi saya coba ajak lagi ibu-ibu buat minuman ini," jelasnya. Inovasi minuman sehat ini terus ia kembangkan hingga tercipta minuman susu kurma daun kelor. Alasan memilih susu kurma adalah agar bisa dinikmati asupan gizinya oleh balita dan lansia. "Kan kalau cuma buat yang ini (wedang kelor) orangtua atau anak-anak kurang minat. Makanya saya coba kasih susu, susu kurma kan bagus juga buat tulang," ujarnya. Dua produk minuman kesehatannya pun kini sudah terjual hingga masyarakat umum. Tidak hanya di lingkungan RT nya saja. Tak ayal minuman ini kini terus kebanjiran pesanan dari berbagai wilayah. "Sehari bisa habis 100 botol," tegasnya. Di tengah perekonomian yang sedang terguncang lantaran pandemi COVID-19. Anita bisa membantu perekonomian di lingkungannya untuk tetap memiliki pemasukan. Meski masih jauh dari harapan. Setidaknya 15 anggota aktif Pawon bisa mendapatkan pemasukan tambahan. Bantuan dari Pertamina pun ia syukuri. Dengan itu bisa terus memutar modal untuk kebutuhan usaha. "Ya terbantu sekali dengan adanya bantuan dari Pertamina ini ya. Kita yang awalnya sudah hampir jatuh, di-support agar bisa berinovasi lagi. Dan alhamdulillah sampai saat ini kita di sini bisa menghasilkan produk untuk dijual dan dipasarkan," jelasnya. (eny)
Tags :
Kategori :

Terkait