YANG dag-dig-dug sekarang ini bukan hanya Donald Trump —yang tertinggal 13 persen dari rating Joe Biden. Juga banyak calon anggota senat dari Partai Republik. Gegara elektabilitas Trump merosot mereka pun terancam oleh caleg dari Partai Demokrat.
Di Pemilu sekarang ini Graham maju lagi. Agar bisa menjadi anggota Senat lima periode.
Sebelum itu pun Graham sudah menjadi anggota DPR dua periode. Sejak umur 40 tahun. Dan sebelumnya lagi sudah menjadi anggota DPRD negara bagian itu.
Kini umur Graham 65 tahun. Matang-matangnya politisi. Maka pengacara yang bergelar doktor hukum ini ingin terus menjadi senator.
Tapi kayaknya sulit.
Kali ini calon dari Partai Demokrat kuat sekali: Jaime Harrison. Lebih muda: 44 tahun. Intelektual kulit hitam. Belum pernah jadi apa pun —kecuali ketua partai tingkat negara bagian. Ups… Juga pengurus partai tingkat federal.
Tahun lalu ratingnya kalah jauh dari Graham. Tapi Graham merosot terus. Sejak ia jadi bunglon. Ia berubah menjadi pendukung-buta Presiden Trump. Padahal di Pilpres yang lalu Graham pengecam Trump yang paling depan.
Minggu ini posisi Graham sangat terancam. Bahkan sudah disalip Harrison. Sampai tertinggal 5 persen.
Harrison punya banyak trik.
Waktu debat antar caleg di dapil mereka dua minggu lalu Harrison membawa kaca besar. Kaca itu ia taruh di antara dirinya dan Graham. Harrison ingin menerapkan kehati-hatian di masa Covid-19.
Sekaligus menyindir Graham yang meremehkan Covid.
Hari ini mestinya memasuki debat yang kedua. Harrison kembali bikin manuver: minta agar Graham melakukan test swab dulu. Mengapa? Karena Graham baru saja berhubungan dekat dengan anggota-anggota senat yang positif Covid-19.
Graham menolak test.
Harrison pun tidak mau datang ke arena debat. Mengapa tidak membawa lagi saja kaca yang dulu itu?
Graham menyatakan akan tetap datang ke arena debat. Kalau ia tidak datang itu urusannya sendiri. Begitu kata Graham.
Harrison selalu mengusung tema jaminan kesehatan yang diprakarsai Presiden Barack Obama dulu. Graham sebaliknya.
Menurut analis di Amerika, ada 7 dapil yang kini siap terbalik. Yang selama ini selalu dikuasai Republik terancam pindah ke Demokrat. Semua gara-gara Trump. Termasuk di Arizona, Maine, North Carolina, dan bahkan Alabama.
Kalau sampai ada lima dapil saja yang kursi Republiknya pindah ke Demokrat, DPR dan Senat di tangan Demokrat.
Dalam posisi seperti itu, kalau pun Trump terpilih, ia tidak akan bisa menggoalkan sebuah omnibus law. Program lainnya pun akan macet. Amerika akan kian ruwet
Tapi Trump tetap ngotot. Hari ini (WIB) Trump akan mengadakan aksi tunggal di Gedung Putih. Tentu ia dikecam oleh yang biasanya itu. Terutama karena hari ini kan baru hari ke-10 setelah Trump dinyatakan terkena Covid-19. Secara protokol pandemi ia masih harus karantina.