Lahan Peternakan Tak Kunjung Ditentukan

Sabtu 12-09-2020,08:53 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Puluhan sapi yang digembalakan di lokasi pasca tambang PT Multi Harapan Utama, Jonggon, Kutai Kartanegara. (IST)

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Potensi lahan khusus untuk budi daya peternakan di Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini belum ditentukan. Namun untuk penetapan lokasinya telah tertuang di keputusan Menteri Pertanian. Seperti lahan pengembangan babi di Kutai Barat (Kubar). Sedangkan sapi potong di Berau, Kutai Timur (Kutim), Kutai Kartanegara (Kukar), Paser, Penajam Paser Utara (PPU).

Kabid Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Kehewanan (DPKH) Kaltim, I Gusti Made Jaya Adhi menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim bersama DPKH membentuk tim untuk percepatan pengawalan mencari potensi lahan peternakan lainnya. Menurutnya, lahan-lahan pasca tambang yang sudah tidak berproduksi batu bara dan diserahkan kepada pemerintah bisa dijadikan sebagai lahan ternak.

“Itu yang kami inginkan sebetulnya,” ucap pria yang akrab disapa Made ini saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (11/9).

Ia menerangkan, lahan-lahan pasca tambang yang kurang produktif, dengan adanya ternak di lokasi tersebut, bisa terlebih dahulu ditanami jagung. Lalu, digunakan untuk lahan pertanian.

Made mengatakan, DPKH Kaltim berharap dengan integrasi sapi dan sawit, yang sekarang sudah berjalan, tidak menuai kendala lainnya. Permasalahan sebelumnya, perusahaan sawit kurang berkenan melakukan integrasi.

“Meskipun ada 1 atau 2 perusahaan sawit yang sudah mulai, itu pun karena mereka dalam 1 korporasi. Saya lihatnya, kalau dalam korporasi, mereka lebih mudah untuk bekerja sama,” terangnya.

Salah satu perusahaan di PPU, PT Agro Menara Rahmat, bekerja sama dengan PT Waru Kaltim Plantation, mengintegrasikan sawit dengan penggemukan sapi potong. Kapasitasnya kurang lebih 12.000 ekor per tahun. Dengan 1 lahan untuk 4.000 ekor.

Selain itu, berdasarkan informasi yang diperolehnya, ada 320 ribu hektare lahan perkebunan yang tidak dimanfaatkan oleh pemegang izin. Made menyebut, lahan ini juga ingin dimanfaatkan DPKH Kaltim.

“Lokasinya masih kita cari. Ini kalau memang bisa dimanfaatkan akan baik sekali. Investor bisa masuk,” sambungnya.

Prospek perkembangan ternak di Kaltim sangat baik. Setahun wilayah Bumi Etam membutuhkan 6.000 ekor sapi untuk konsumsi masyarakat.

Bibit sapi didatangkan dari Sulawesi, NTT dan Jawa. Jika lahan ternak sudah ditetapkan, peluang pasar yang masih cukup bagus ini akan dimanfaatkan DPKH Kaltim.

Pengusaha penggemukan, PT Berkasa Lama Jaya, bekerja sama dengan koperasi. Dengan nama yang sama. Mereka mengembangkan program penggemukan sapi. Dengan program kemitraan bersama BUMN melalui Pertamina Balikpapan, tahun ini mendapatkan dana pengembangan sekira Rp 34,5 miliar.

“Nanti diperuntukkan untuk kelompok-kelompok tani yang menggemukkan ternak. Ke depannya juga dilihat akan prospek. Apabila IKN terealisasi, kita kan harus mempersiapkan kebutuhan pangan 2 kali lipatnya. Nah, ini akan ada migrasi personel ke Kaltim. Sehingga perlu disiapkan konsumsinya untuk mereka. Makanya saya selalu getol menyampaikan ke pemda. Agar program pengembangan ternak ini mendapatkan dukungan sewajarnya,” pungkas Made. (nad/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait