Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kartanegara diperkirakan hanya diikuti masing-masing satu pasangan calon. Partai-partai pemilik kursi merapat ke satu pasangan, sehingga tak menyisakan peluang mengusung calon lain.
PELUANG Ahmad Basir untuk mengikuti kontestasi Pilkada Balikpapan semakin kecil. Ini setelah delapan parpol mengusung Rahmad Mas’ud-Thohari Aziz. Keputusan itu terlihat dari kehadiran mereka pada deklarasi Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud – Thohari Aziz Minggu (30/8) malam.
Sejumlah tokoh parpol yang hadir antara lain Hasanuddin Mas’ud (Golkar), Abdul Gofur Mas’ud (Demokrat), Muhammad Taqwa (Gerindra), Sonhaji (PKS), Sabarudin (Gerindra), Abdulloh (Golkar), Budi Santoso (PDI Perjuangan), Michael Adam (PKB), Donny Rompas (Perindo), dan Sadikin (PAN).
Dalam sambutannya Rahmad Mas’ud berterima kasih kepada partai pengusung yang telah memberi amanah. “Kebanggan iya, beban juga iya. Dengan komitmen kami, insyaallah amanah partai pengususng dan warga Balikpapan akan kami jalankan sebaiknya,” kata Wakil Wali Kota Balikpapan itu.
Bergabungnya Perindo ke barisan Rahmad Mas’ud jelas menutup peluang Ahmad Basir.
Dalam UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada yang dijabarkan dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas PKPU Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota.
Bunyinya, “Pencalonan yang diusung Parpol atau gabungan Parpol harus mendapatkan dukungan minimal 20 persen dari jumlah kursi di DPRD atau 25 persen dari surat suara sah pada pemilu terakhir.”
Dengan syarat itu, para calon peserta Pilkada di Kaltim harus diusung minimal parpol atau gabungan parpol dengan perolehan 9 kursi DPRD.
Di Balikpapan, pasangan Rahmad Mas’ud- Thohari Azis memborong partai-partai peraih suara terbanyak. Dari 45 kursi di DPRD Balikpapan, pasangan itu sudah didukung 37 kursi. Jumlah itu berasal dari koalisi Golkar, PDIP, Gerindra, PKS, Demokrat, PKB, PAN, dan Perindo. Dengan jumlah itu, praktis hanya tersisa 8 kursi milik Nasdem, Hanura dan PPP.
"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Kita tunggu keajaiban. Artinya, saya serahkan ke Yang Maha Kuasa. Karena sepanjang janur kuning belum melengkung (resmi mendaftar ke KPU), selalu ada peluang-peluang yang mungkin saja di luar nalar manusia," ujar Basir, baru-baru ini.
Pernyataan itu disampaikan Basir setelah mengetahui Perindo merapat ke Rahmad. Pengusaha bahan kimia terbesar di Kalimantan Timur ini nampaknya meyakini bahwa kesempatan masih ada, sepanjang pintu KPU masih terbuka untuk mendaftar. Apalagi jika melihat berbagai manuver partai politik selama ini, peluang untuk berlaga masih terbuka.
MANUVER PARPOL
Nasib Pilkada Kutai Kartanegara juga tak jauh berbeda. Pasangan Bacalon Edi Damansyah-Rendi Solihin ‘membungkus’ semua parpol. Sebanyak 89 persen kursi DPRD, dalam genggaman sang petahana.
Dari 45 kursi, 40 di antaranya memilih mereka. Yaitu Golkar, PDIP, Gerindra, PAN, PKS, PPP, Perindo, Hanura dan NasDem.