Survival Mount Industri Hulu Migas

Jumat 28-08-2020,15:15 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Yang diperkirakan terkuras sekitar 60-75 persen. Dari transfer DBH Migas Kaltim tahun sebelumnya.

Kebijakan untuk bekerja dari rumah (work from home), sebagai langkah memutus rantai penularan COVID-19 memberi multiplier effect. Berkurangnya aktivitas publik dan pergerakan sejumlah sektor industri, sejalan dengan turunnya permintaan akan kebutuhan minyak dan gas.

Akibat suplai menurun, produksi pun ikut diturunkan. Hal itu menyebabkan penghasilan negara dari sektor hulu migas berkurang.

"Sehingga diperediksi akan menurunkan DBH migas Kaltim tahun ini. Bisa tinggal seperempatnya," kata Sebastian Julius, manajer senior Kehumasan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Kalimantan dan Sulawesi, Rabu (26/8/2020).

Mengutip data dari Kementerian Keuangan, dana perimbangan SDA bidang migas yang diterima Kaltim pada 2019 sebesar Rp 1.095.535.104.000. "Tahun ini maksimal 40 persennya. Dan paling rendah 25 persennya," katanya lagi.

Penyebab lain menurunnya penghasilan negara dari sektor hulu migas, ialah anjloknya harga minyak dunia. Julius mengatakan, harga minyak global bahkan sempat minus. Dari normalnya USD 70 per barel. Hal itu menyebabkan volume produksi di lapangan migas dikurangi. Kini harga minyak berfluktuasi di sekitar USD 40. Namun permintaan belum cukup terangkat hingga kondisinya stabil.

Di samping itu, menurut dia, saat ini negara sedang memfokuskan pembiayaan untuk penanganan dan penanggulangan Coronavirus Disease 2019. Dan melakukan pemulihan ekonomi secara perlahan.

Namun, proyeksi ini ditanggapi santai Penjabat (pj) Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur M Sa'bani. "Kita tunggu saja dulu Perpres dan PMK yang mengatur DBH. Berapa nanti yang akan kita peroleh," tuturnya singkat, ketika dihubungi Disway Kaltim, Kamis (27/8). (das/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait