Survival Mount Industri Hulu Migas

Jumat 28-08-2020,15:15 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Sebastian Julius. (Dok)

Balikpapan, Nomorsatukaltim.com - Industri hulu migas termasuk sektor bisnis yang paling diuji ketahanannya menghadapi badai pandemi COVID-19.

Menurut Manajer Senior Kehumasan SKK Migas Perwakilan Wilayah Kalimantan dan Sulawesi Sebastian Julius, ada tiga persoalan utama yang menerpa sektor industri ini. Anjloknya harga minyak global, menurunnya permintaan dan wabah virus corona itu sendiri. "Pandemi ini menimbulkan multiplier effect bagi hulu migas," kata Julius kepada Disway Kaltim, Rabu (27/8/2020) lalu.

Julius mengatakan, pada posisi ini, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) selaku operator lapangan migas di Indonesia, secara merata dipaksa melakukan efisiensi. Membuat perhitungan ulang. Sebab, asumsi harga minyak dunia berubah drastis.

Pada APBN sebelumnya, asumsi harga minyak dipatok 70 USD. Terbaru, kata dia, diturunkan menjadi 40 USD. Efeknya, meski tidak berhenti sama sekali, namun banyak pekerjaan, terutama rencana proyek-proyek strategis terpaksa ditunda. Menunggi hingga situasi stabil kembali.

"Beberapa akan menunda pengeboran pengembangan. Seperti PHSS sudah pending tiga proyek pengeboran. PHM lebih banyak lagi yang mereka reschedule," jelasnya.

Ia menyampaikan, pada situasi ini, hampir merata KKKS mengajukan revisi Work Program & Budget (WP&B) terkait proyek pengembangan dan eksplorasi. "Efisiensi suka tidak suka harus dilakukan. Risikonya terlalu besar untuk memaksakan di situasi ini. Kecuali menunggu kondisi ini berbalik lagi," lanjutnya.

Namun demikian, Julius menyebut, beberapa proyek strategis hulu migas yang telah terprogram untuk spending jangka panjang, tetap berjalan. Meskipun lamban, justru hal itu akan lebih berisiko jika disetop.  Seperti contohnya di Kaltim ada proyek besar di Blok Merakes yang dikerjakan Eni Indonesia, Ltd. Perusahaan Migas asal Italia.

Di sisi lain, target lifting migas diakui sulit mencapai target APBN. Namun, ia menyatakan, saat ini pihaknya sedang berusaha mempertahankan tetap mencapai 100 persen. Angka optimis itu, dikejar setelah melihat realisasi sejauh ini berjalan pada 94-98 persen. "Kalau dibilang optimis pastilah itu. Pastilah kita coba kejar target. Tapi memang fakta itu kadang-kadang pahit," katanya.

Penyebab persoalan ini, ialah menurunnya permintaan. Sehingga, produksi harus diimbangi dengan kebutuhan pasar. Suplai dan demand memang harus seimbang. Ia menegaskan, mau digenjot pun produksinya percuma, karena tak ada pembelinya.

Julius menggambarkan, strategi bagi industri hulu migas pada kondisi ini ialah bertahan dan berjalan perlahan. "Lagi survival mount ini hulu migas," sebutnya.

Di satu sisi, pihaknya tetap berusaha turut membantu pemerintah menanggulangi wabah ini. Mengucurkan bantuan-bantuan yang bisa dilakukan.

Ia kemudian menjelaskan, beberapa skala prioritas yang umum diterapkan KKKS pada keadaan pagebluk ini. Yakni, yang pertama adalah produksi tidak bisa berhenti sama sekali. Yang kedua perawatan sumur untuk mestimulus produksi. “Keduanya tidak boleh di-reschedule,” kata Julius.

Dan ada dua jenis pekerjaan di hulu yang akan dikorbankan. Ialah pengembangan lapangan dan eksplorasi. Kecuali eksplorasi dan pengembangan yang telah terlanjur berjalan. Dan dipegang operator yang memang cukup berani "Seperti yang dilakukan PEP di Tanjung dan Sulawesi. PHE di Tarakan dan KEN di Mahulu," tutur Julius. (das/eny)

DBH Migas Bakal Anjlok

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) migas Kalimantan Timur diprediksi mengalami penurunan. Sebagai salah satu dampak kondisi saat ini.

Tags :
Kategori :

Terkait