Abdul Rasyid Bawa Batuah Siap Hadapi IKN

Senin 24-08-2020,14:32 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Abdul Rasyid (baju cokelat) diapresiasi Bupati Kukar Edi Damansyah (dua kiri) dan wakilnya serta Camat Loa Janan (tengah) saat meresmikan Dasawisma Asoka dan pemasangan tiang perdana pendopo ecopark “Dewi Belai” di Batuah Kukar. (Istimewa)

Kukar, Nomorsatukaltim.com - Tidak lagi mengandalkan dan menggantungkan harapan pada emas hitam. Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar kini berbenah. Memanfaatkan potensi lainnya. Melalui tangan dingin pemimpin baru, Abdul Rasyid.

6 Desember 2019. Abdul Rasyid resmi menjadi Kepala Desa Batuah. Ia menghimpun  3.347 suara kala itu. Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, Mei 38 tahun silam ini memang besar di Batuah. Ia paham betul potensi dan permasalahan yang menjadi kendala di desanya. Pilihannya mengabdi di Batuah lantaran gelisah. Melihat batuah tidak ada perkembangan. Padahal potensi ada. “Awalnya melihat kondisi Batuah, potensi pertanian, wisata serta lainnya yang belum tergarap. Dorongan itu yang membuat saya mantap maju sebagai Kades,” ucapnya.

Menurutnya banyak hal bisa dilakukan untuk membangun Batuah. Dengan mengutamakan aspek pemberdayaan, kesejahteraan dan kepentingan masyarakat.

Terpilih, Rasyid langsung tancap gas. Pertama, ia merenovasi kantor desa. Agar yang berkunjung bisa betah berlama-lama. Fasilitas seperti ruang pertemuan dilengkapi. “Fasilitas mobil PMK dan pilot project taman yang ditanami tumbuhan sayur dan obat-obatan. Sistem birokrasi juga kami permudah,” urai Rasyid.

Setelah itu ia mulai fokus memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Bertahap. Seperti air bersih, aliran listrik jaringan internet, dan enam pompa air yang nantinya dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Sebagai respons program PDAM, berkoordinasi dengan PUPR untuk membangun instalasi air bersih di Batuah.  “Targetnya 2022 mendatang kebutuhan air bersih Batuah sudah terpenuhi,” papar Rasyid.

Langkah selanjutnya menggarap potensi utama Batuah. Agrowisata. Bagai oase di padang pasir, salah satu warga bersedia menyiapkan lahan seluas delapan hektare. Pembangunannya kini sedang berjalan. Namanya adalah Desa Wisata Benua Elai (Dewi Belai). Sesuai dengan potensi buah lai di Batuah yang melimpah.

“Dewi Belai ini, konsep dari penyuluh pertanian yaitu pak Agus Priyono. Saya melihat peluang besar disitu. Langsung kami seriusi,” selorohnya lagi. Nantinya lokasi itu dilengkapi kolam pemancingan, gazebo, penginapan spot foto, kebun buah dan sayur. Juga fasilitas sarana olahraga mini dan jalur sepeda.

Dewi Belai, kombinasi program swasta dan pemerintah. ia memprediksikan Dewi Belai menjadi salah satu program unggulan yang perlahan menggerus ketergantungan Batuah akan tambang selama ini.

https://www.instagram.com/p/CEQysZbnFcK/?igshid=tjgmfjfsxaf

Program ini bakal terkoneksi dengan lokasi wisata sawah atau pertanian. Yang digarap program ibu PKK Batuah lewat Dasawisma dan digarap di masing-masing RT. “Program Dasawisma yang terkoneksi di Dewi Belai. Kebutuhan yang belum tercover, disiapkan Dasawisma. Misalnya, untuk produk oleh-oleh, olahan makanan dan produk kerajinan lainnya,” jelasnya.

Menariknya, ada metode pertanian canggih pada proyek ini. Dimana, buah lai akan dikondisikan bisa panen terus menerus. Tanpa harus menunggu masa panen. “Turis lokal maupun mancanegara bisa langsung memetik dan menikmati buah khas kaltim itu kapan saja,” harapnya.

Karena itulah ia yakin. Batuah akan berseri. Menjadi salah satu desa di Kaltim yang paling siap menghadapi IKN. Karena mulai bergerak mandiri. Dengan membangun lokasi menarik dan nyaman untuk pendatang.

“Sejak pandemi COVID-19, Batuah kami kondisikan bisa mandiri. Setelahnya bisa berkontribusi para roda perekonomian dan pembangunan. Selanjutnya lagi. Memberi dampak positif pada kesiapan Kaltim menjadi kota utama dunia lewat IKN,” pungkasnya. (rm8/boy)

Tags :
Kategori :

Terkait